Amhasibtum an tadkhulul Jannnata wa lammaa ya'lamil laahul lazeena jaahadoo minkum wa ya'lamas saabireen; Kulu nafsin zaaa'iqatul mawt; wa innamaa tuwaffawna ujoorakum Yawmal Qiyaamati faman zuhziha 'anin Naari wa udkhilal Jannata faqad faaz; wa mal hayaatud dunyaaa illaa mataa'ul ghuroor;

أَمْ حَسِبْتُمْ أَن تَدْخُلُوا۟ ٱلْجَنَّةَ وَلَمَّا يَأْتِكُم مَّثَلُ ٱلَّذِينَ خَلَوْا۟ مِن قَبْلِكُم ۖ مَّسَّتْهُمُ ٱلْبَأْسَآءُ وَٱلضَّرَّآءُ وَزُلْزِلُوا۟ حَتَّىٰ يَقُولَ ٱلرَّسُولُ وَٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ مَعَهُۥ مَتَىٰ نَصْرُ ٱللَّهِ ۗ أَلَآ إِنَّ نَصْرَ ٱللَّهِ قَرِيبٌ Arab-Latin Am ḥasibtum an tadkhulul-jannata wa lammā ya`tikum maṡalullażīna khalau ming qablikum, massat-humul-ba`sā`u waḍ-ḍarrā`u wa zulzilụ ḥattā yaqụlar-rasụlu wallażīna āmanụ ma'ahụ matā naṣrullāh, alā inna naṣrallāhi qarībArtinya Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, padahal belum datang kepadamu cobaan sebagaimana halnya orang-orang terdahulu sebelum kamu? Mereka ditimpa oleh malapetaka dan kesengsaraan, serta digoncangkan dengan bermacam-macam cobaan sehingga berkatalah Rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya "Bilakah datangnya pertolongan Allah?" Ingatlah, sesungguhnya pertolongan Allah itu amat dekat. Al-Baqarah 213 ✵ Al-Baqarah 215 »Mau dapat pahala jariyah dan rezeki berlimpah? Klik di sini sekarangHikmah Mendalam Mengenai Surat Al-Baqarah Ayat 214 Paragraf di atas merupakan Surat Al-Baqarah Ayat 214 dengan text arab, latin dan terjemah artinya. Ada berbagai hikmah mendalam dari ayat ini. Terdokumentasikan berbagai penafsiran dari para pakar tafsir terhadap kandungan surat Al-Baqarah ayat 214, di antaranya seperti di bawah ini📚 Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi ArabiaApakah kalian mengira wahai kaum Mukminin akan memasuki surga, sedang belum datang kepada kalian cobaan yang serupa dengan ujian yang telah menimpa kaum Mukminin yang telah berlalu sebelum kalian seperti cobaan kemiskinan, menderita berbagai penyakit, dilanda rasa takut dan cekaman kegelisahan, dan digoncang dengan berbagai macam rasa takut, hingga Rasul mereka dan kaum mukminin yang bersamanya mengatakan, lantaran menginginkan pertolongan yang segera dari Allah," Kapan Pertolongan Allah tiba ? " Ketahuilah, sesungguhnya pertolongan Allah itu dekat dengan kaum Mukminin.📚 Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah bin Humaid Imam Masjidil Haram214. Apakah kalian -wahai orang-orang mukmin- menyangka akan masuk surga sedangkan kalian belum menerima ujian seperti yang diterima oleh orang-orang sebelum kalian. Mereka dahulu ditimpa kemiskinan dan penyakit yang berat, serta diguncang oleh beragam ketakutan. Bahkan ujian yang mereka terima memaksa mereka untuk meminta segera diberikan pertolongan dari Allah. Sehingga Rasul dan orang-orang mukmin yang menyertainya berkata, “Kapan pertolongan Allah akan datang?” Ingatlah, sesungguhnya pertolongan Allah itu dekat dengan orang-orang yang beriman dan bertawakkal kepada-Nya.📚 Tafsir Al-Madinah Al-Munawwarah / Markaz Ta'dzhim al-Qur'an di bawah pengawasan Syaikh Prof. Dr. Imad Zuhair Hafidz, professor fakultas al-Qur'an Universitas Islam Madinah214. Hai orang-orang beriman, apakah kalian mengira akan dapat masuk surga hanya dengan keimanan semata, sedangkan keimanan kalian belum diuji dengan musibah seperti yang menimpa orang-orang beriman sebelum kalian; mereka telah tertimpa kemiskinan, penyakit, ketakutan, dan berbagai musibah lainnya. Rasulullah dan orang-orang beriman merasa bahwa pertolongan Allah lama kedatangannya dengan mengatakan “Kapan akan datang pertolongan Allah yang telah dijanjikan kepada kita?” Bergembiralah dengan kedatangan pertolongan-Nya, karena sekarang telah datang dapat pahala jariyah dan rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang📚 Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir / Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar, mudarris tafsir Universitas Islam Madinah214. أَمْ حَسِبْتُمْ أَن تَدْخُلُوا۟ الْجَنَّةَ وَلَمَّا يَأْتِكُم مَّثَلُ الَّذِينَ خَلَوْا۟ مِن قَبْلِكُم ۖ Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, padahal belum datang kepadamu cobaan sebagaimana halnya orang-orang terdahulu sebelum kamu? مَّسَّتْهُمُ الْبَأْسَآءُ Mereka ditimpa oleh malapetaka Yakni kemiskinan dan kefakiran. وَالضَّرَّآءُ dan kesengsaraan Yakni wabah penyakit dan luka-luka di jalan Allah. وَزُلْزِلُوا۟ serta digoncangkan Yakni ditakut-takuti dan diganggu dengan gangguan yang sangat. حَتَّىٰ يَقُولَ sehingga berkatalah Rasul Yakni keadaan ini terus berlangsung sampai pada titik dimana Rasul dan orang-orang yang bersamanya mengatakan perkataan ini. مَتَىٰ نَصْرُ اللَّـهِ ۗ “Bilakah datangnya pertolongan Allah?” Mereka mengatakan perkataan ini sebagai bentuk permohonan pertolongan dan merasakan lambatnya kedatangannya dan lamanya keterlambatannya. Maka Allah memberi mereka kabar gembira dengan firman-Nya أَلَآ إِنَّ نَصْرَ اللَّـهِ قَرِيبٌ Ingatlah, sesungguhnya pertolongan Allah itu amat dekat📚 Li Yaddabbaru Ayatih / Markaz Tadabbur di bawah pengawasan Syaikh Prof. Dr. Umar bin Abdullah al-Muqbil, professor fakultas syari'ah Universitas Qashim - Saudi Arabia1 . Jalan menuju surga tidak akan diraih kecuali dengan kesabaran, bacalah firman Allah { أَمْ حَسِبْتُمْ أَنْ تَدْخُلُوا الْجَنَّةَ وَلَمَّا يَأْتِكُمْ مَثَلُ الَّذِينَ خَلَوْا مِنْ قَبْلِكُمْ ۖ مَسَّتْهُمُ الْبَأْسَاءُ وَالضَّرَّاءُ وَزُلْزِلُوا حَتَّىٰ يَقُولَ الرَّسُولُ وَالَّذِينَ آمَنُوا مَعَهُ مَتَىٰ نَصْرُ اللَّهِ ۗ أَلَا إِنَّ نَصْرَ اللَّهِ قَرِيبٌ } "Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, padahal belum datang kepadamu cobaan sebagaimana halnya orang-orang terdahulu sebelum kamu? Mereka ditimpa oleh malapetaka dan kesengsaraan, serta digoncangkan dengan bermacam-macam cobaan sehingga berkatalah Rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya "Bilakah datangnya pertolongan Allah?" Ingatlah, sesungguhnya pertolongan Allah itu amat dekat.". 2 . Barangsiapa yang menginginkan ketenangan dan menolak gangguan dan tidak pula ingin menyalahi dirinya, serta tidak menghendaki berhadapan dengan rintangan, maka dia tidak akan menggapai jalan menuju surga. { أَمْ حَسِبْتُمْ أَنْ تَدْخُلُوا الْجَنَّةَ وَلَمَّا يَأْتِكُمْ مَثَلُ الَّذِينَ خَلَوْا مِنْ قَبْلِكُمْ ۖ مَسَّتْهُمُ الْبَأْسَاءُ وَالضَّرَّاءُ وَزُلْزِلُوا }. 3 . Sesungguhnya iman itu menetap di lubuk hati setiap orang, akan tetapi ia butuh getaran yang kuat yang membuatnya terangkat dan nampak, oleh karena itu terkadang musibah dan tekanan membuat iman itu nampak. 4 . Tadabburilah ayat ini jika ummat tertimpa suatu musibah keras { حَتَّىٰ يَقُولَ الرَّسُولُ وَالَّذِينَ آمَنُوا مَعَهُ مَتَىٰ نَصْرُ اللَّهِ } ketika musibah tengah menghampiri mereka hingga musibah itu mencapai derajatnya yang paling keras, mereka pun berkata { مَتَىٰ نَصْرُ اللَّهِ } yakni mereka memohon kemenangan atas musuh-musuh mereka, dan mereka berdoa kepada Allah memohon penyelesaian masalah.📚 Tafsir Al-Wajiz / Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, pakar fiqih dan tafsir negeri Suriah214. Ataukah kalian mengira bahwa kalian akan dimasukkan surga hanya karena keimanan kalian saja dan tidak ditimpa sesuatu layaknya orang-orang sebelum kalian seperti penderitan, cobaan, ketakutan, kefakiran, sakit, lapar, dan diri mereka harus menerima ketakutan dan teror, serta dan mereka terus ditimpa musibah sampai pada keadaan dimana nabi dan orang-orang mukmin berkata ketika ditimpa musibah “Kapankah pertolongan Allah yang dijanjikan untuk kita datang?” Dan pertolongan Allah itu sangat dekat dengan orang-orang mukmin. Ayat ini turun pada hari peperangan khandaq, ketika orang-orang mukmin ditimpa kesusahan, penderitaan, panas, dingin, kehidupan yang sukar, an berbagai macam kesulitan, sebagaimana firman Allah SWT {Hunaalikabtalal mu’minuuna wazulziluu zilzaalan syadiidaa} Al-Ahzab 33/11Mau dapat pahala jariyah dan rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang📚 Tafsir Ash-Shaghir / Fayiz bin Sayyaf As-Sariih, dimuraja’ah oleh Syaikh Prof. Dr. Abdullah bin Abdul Aziz al-Awaji, professor tafsir Univ Islam MadinahApakah kalian mengira} kalian mengira {bahwa kalian akan masuk surga, padahal belum datang kepada kalian sesuatu seperti orang-orang terdahulu sebelum kalian} dan kalian belum ditimpa oleh hal serupa yang menimpa orang-orang terdahulu sebelum kalian {Mereka ditimpa kemelaratan} kefakiran dan kesusahan {penderitaan} penyakit {mereka diguncang} mereka diguncang dengan berbagai cobaan {sehingga Rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya berkata, “Kapankah datang pertolongan Allah” Ingatlah, sesungguhnya pertolongan Allah itu dekat📚 Tafsir as-Sa'di / Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, pakar tafsir abad 14 H214. Allah mengabarkan bahwasanya dia sudah pasti akan menguji hamba hambaNya dengan kesenangan dan kesengsaraan, serta kesulitan sebagaimana yang Dia lakukan terhadap orang-orang yang sebelumnya, karena itu adalah sunnahNya yang berjalan, yang tidak berganti dan tidak berubah. Yaitu bahwa barangsiapa yang menegakkan agama dan syariatNya, ia pasti akan diuji, apabila dia bersabar dalam perintah Allah dan tidak mempedulikan kesulitan yang menghadang di hadapannya, maka dia adalah orang yang benar dan mendapatkan kebahagiaan yang sempurna dan jalan kepemimpinan. Dan barangsiapa yang menjadikan fitnah ujian manusia seperti siksa dari Allah, yakni bahwa dia terhalang oleh segala kesulitan dari tujuan yang ditempuhnya, dan dia dibelokkan oleh cobaan-cobaan dari maksud dan sasarannya, maka dia adalah pembohong dalam pengakuan keimanannya ketika keimanan itu bukanlah dengan kekaguman, angan-angan, dan sebatas pengakuan, hingga perbuatan yang akan membenarkan atau mendustakannya. Sesungguhnya telah terjadi pada umat-umat terdahulu apa yang diceritakan oleh Allah tentang mereka, “mereka ditimpa oleh malapetaka dan kesengsaraan,” yakni, kemiskinan dan penyakit pada tubuh mereka, “serta digoncangkan dengan bermacam macam cobaan,” dengan berbagai macam ketakutan seperti ancaman pembunuhan dan pengusiran, harta mereka diambil, pembunuhan orang-orang yang dicintai, dan macam-macam hal yang berbahaya hingga kondisi mereka memuncak dan goncangan itu membuat mereka merasa bahwa kedatangan pertolongan Allah itu lambat padahal mereka yakin akan kedatangannya. Akan tetapi karena situasi yang dahsyat dan kesulitan itu hingga berkatalah “Rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya, Bilakah datangnya Pertolongan Allah?’” Dan ketika datang pertolongan Allah pada kesusahan, dan setiap kali perkara telah terasa sulit kemudian menjadi lapang, Allah berfirman, “Ingatlah, sesungguhnya pertolongan Allah itu dekat.” Demikianlah setiap orang yang menegakkan kebenaran itu pasti akan diuji, dan ketika persoalannya semakin sulit dan susah lalu dia bersabar dan tegar menghadapinya, niscaya ujian tersebut akan berubah menjadi anugerah untuknya, dan segala kesulitan itu menjadi ketenangan, lalu Allah mengusulkan semua itu dengan kemenangannya atas musuh-musuhnya serta mengobati penyakit yang ada dalam hatinya. Ayat ini sejalan dengan firman Allah Subhanahu Wa Ta’ala "Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, padahal belum nyata bagi Allah orang-orang yang berjihad diantaramu dan belum nyata orang-orang yang sabar." QS. Al-imran ayat 142 "ALIF LAM MIM. Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan saja mengatakan “Kami telah beriman”, sedang mereka tidak diuji lagi?. Dan sesungguhnya kami telah menguji orang-orang yang sebelum mereka, maka sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar dan sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang dusta" QS. Al-ankabut ayat 1-3 Ketika ujian itu ada, maka seseorang menjadi mulia atau menjadi hina karenanya.📚 Aisarut Tafasir / Syaikh Abu Bakar Jabir al-Jazairi, mudarris tafsir di Masjid NabawiMakna kata { أَمۡ حَسِبۡتُمۡ } Am Hasibtum Apakah engkau mengira. Kata Am di sini diartikan Al-munqathi’ah, terputus, mata diartikan seperti arti bal tetapi dan hamzah, sehingga menjadi pertanyaan untuk pengingkaran. Mengingkari perkiraan mereka karena tidak pada tempatnya. { لَمَّا } Lammaa Huruf lam merupakan lam nafiyah yang bermakna belum. { َّثَلُ } Matsalu Sifat dan keadaan orang-orang sebelum kalian. { ٱلۡبَأۡسَآءُ وَٱلضَّرَّآءُ } Al-Ba’saa wadh Dharraa’ al-Ba’saa berarti kesusahan, yaitu kesusahan memenuhi kebutuhan atau yang lainnya. Sedangkan adh-Dharraa’ adalah penyakit, luka, ataupun pembunuhan. { مَتَىٰ نَصۡرُ ٱللَّهِۗ } Mata nashrullah pertanyaan berisi harapan, disebabkan lambatnya pertolongan datang. Makna ayat Allah Ta’ala mengingkari kaum mukminin dan mereka sedang dalam keadaan kesulitan dan kesusahan bahwa mereka akan masuk surga tanpa ujian dan cobaan, baik dalam diri, harta. Akan tetapi akan menimpa mereka apa yang telah menimpa orang-orang sebelum mereka dengan berbagai bentuk kesulitan dan penyakit, dan kegoncangan. Dimana hal itu adalah kegoncangan dan kekhawatiran dari berbagai hal yang menakutkan. Sampai-sampai Rasul dan orang-orang mukmin yang bersamanya mempertanyakan datangnya pertolongan yang dijanjikan kepada mereka. “Kapankah datang pertolongan Allah?”. Maka Allah Ta’ala menjawab pertanyaan mereka itu dengan firman Nya “Ketahuilah, sesungguhnya pertolongan Allah itu dekat.” Pelajaran dari ayat • Ujian dengan berbagai beban dari syariat, seperti jihad dengan mengorbankan jiwa, harta, merupakan hal yang penting sebagai jalan masuk ke dalam surga. • Anjuran untuk mengambil tealad dan contoh dari orang-orang shalih dalam beramal dan bersabar. • Kemungkinan untuk terjadi hal-hal yang manusiawi pada diri rasul, seperti kekhawatiran dan merasa lambat datangnya janji ilahi yang sangat ditunggu-tunggu kedatangannya. • Penjelasan mengenai ujian yang menimpa Rasulullah ﷺ dan para sahabatnya berupa kesulitan dan kesusahan, tatkala sedang berjihad dan diboikot oleh orang-orang dapat pahala jariyah dan rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang📚 An-Nafahat Al-Makkiyah / Syaikh Muhammad bin Shalih asy-SyawiSurat Al-Baqarah ayat 214 Ini adalah arahan kepada nabi ﷺ dan pengikutnya yang pemberani serta anjuran bagi mereka tetap kokoh dan sadar mendapatkan pertolongan.📚 Hidayatul Insan bi Tafsiril Qur'an / Ustadz Marwan Hadidi bin Musa, ini menunjukkan bahwa termasuk sunnatullah yang tidak dapat dirubah adalah memberikan ujian dan cobaan kepada orang yang menegakkan agama dan syari'at-Nya . jika seseorang bersabar terhadap perintah Allah dan tidak peduli terhadap rintangan yang menghadang, maka dia adalah orang yang benar imannya dan akan memperoleh kebahagiaan secara sempurna. Sebaliknya, orang yang menjadikan gangguan manusia sebagai azab Allah, yakni rintangan tersebut malah menjadikannya berpaling dari perintah Allah dan agama-Nya, maka imannya dusta. Yakni kemiskinan yang sangat berat. Seperti penyakit. Misalnya diancam untuk dibunuh, diasingkan, diambil hartanya, dibunuh kekasihnya dsb. Cobaan tersebut bahkan sampai pada tingkatan menyangka lambatnya pertolongan Allah padahal mereka yakin terhadap pertolongan-Nya. Akan tetapi karena keadaan yang sangat kritis itu yang membuat mereka sampai berkata seperti itu. Ayat ini menunjukkan bahwa kelonggaran datang ketika terjadi kesempitan dan kemudahan setelah kesulitan. Setiap kali penderitaan semakin menjadi, maka ketika ia bersabar ujian berubah menjadi nikmat, kelelahan berubah menjadi istirahat, dan diakhiri dengan kemenangan terhadap musuh sekaligus obat terhadap rasa sakit di hati.📚 Tafsir Ringkas Kementrian Agama RI / Surat Al-Baqarah Ayat 214Ketika orang-orang mukmin di madinah menderita kemiskinan karena meninggalkan harta benda mereka di mekah dan juga akibat peperangan yang terjadi, Allah bertanya untuk menguji mereka. Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, padahal belum datang kepadamu cobaan seperti yang dialami orang-orang terdahulu sebelum kamu. Mereka ditimpa kemelaratan dan penderitaan, dan diguncang dengan berbagai cobaan, sehingga rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya berkata, kapankah datang pertolongan Allah' ingatlah, sesungguhnya pertolongan Allah itu dekat. Ayat ini memotivasi orang-orang beriman yang sedang menghadapi bermacam kesulitan dan menumbuhkan keyakinan bahwa tidak lama lagi akan datang pertolongan Allah yang membawa mereka menuju kemenangan. Diriwayatkan bahwa seorang pria lanjut usia dan kaya raya bernama amr bin al-jamuh al-anshari bertanya kepada rasulullah, harta apa yang sebaiknya aku nafkahkan dan kepada siapa aku berikan' Allah lalu menurunkan ayat ini untuk menjawab pertanyaan tersebut. Mereka bertanya kepadamu, wahai nabi Muhammad, tentang apa yang harus mereka infakkan. Katakanlah, harta apa saja yang kamu infakkan, hendaknya diperuntukkan bagi kedua orang tua, kerabat, seperti saudara kandung, paman, bibi, dan anak-anak mereka, anak yatim, orang miskin, dan orang yang dalam perjalanan. Mereka hendaknya diprioritaskan untuk menerima infak sebelum orang lain. Infak pada ayat ini adalah sedekah yang bersifat anjuran, bukan zakat yang diwajibkan dalam agama dan telah ditentukan siapa yang berhak menerimanya seperti dibahas pada surah at-taubah/9 60. Dan kebaikan apa saja yang kamu kerjakan, maka sesungguhnya Allah maha mengetahui. Dalam ayat ini kata al-khair disebut dua kali; yang pertama berarti harta al-ma'l dan yang kedua berarti kebajikan dalam arti dapat pahala jariyah dan rezeki berlimpah? Klik di sini sekarangItulah kumpulan penjabaran dari berbagai ulama tafsir terkait isi dan arti surat Al-Baqarah ayat 214 arab-latin dan artinya, semoga bermanfaat untuk kita semua. Sokong dakwah kami dengan memberi backlink ke halaman ini atau ke halaman depan Link Tersering Dikaji Ada berbagai halaman yang tersering dikaji, seperti surat/ayat Yasin, Al-Waqi’ah, Do’a Sholat Dhuha, Shad 54, Al-Mulk, Al-Kahfi. Juga Asmaul Husna, Al-Baqarah, Ayat Kursi, Ar-Rahman, Al-Kautsar, Al-Ikhlas. YasinAl-Waqi’ahDo’a Sholat DhuhaShad 54Al-MulkAl-KahfiAsmaul HusnaAl-BaqarahAyat KursiAr-RahmanAl-KautsarAl-Ikhlas Pencarian surat al baqarah ayat 1-5, surat al-kautsar, at tariq, al baqarah 275, surat al mulk lengkap Dapatkan amal jariyah dengan berbagi ilmu bermanfaat. Plus dapatkan bonus buku digital "Jalan Rezeki Berlimpah" secara 100% free, 100% gratis Caranya, salin text di bawah dan kirimkan ke minimal tiga 3 group WhatsApp yang Anda ikuti Silahkan nikmati kemudahan dari Allah Ta’ala untuk membaca al-Qur’an dengan tafsirnya. Tinggal klik surat yang mau dibaca, klik nomor ayat yang berwarna biru, maka akan keluar tafsir lengkap untuk ayat tersebut 🔗 *Mari beramal jariyah dengan berbagi ilmu bermanfaat ini* Setelah Anda melakukan hal di atas, klik tombol "Dapatkan Bonus" di bawah
Latin Am hasibtum an tadkhulul Jannnata wa lammaa ya'lamil laahul lazeena jaahadoo minkum wa ya'lamas saabireen . 143: Artinya: Dan kamu benar-benar mengharapkan mati (syahid) sebelum kamu menghadapinya; maka (sekarang) kamu sungguh, telah melihatnya dan kamu menyaksikannya. Tafsir Ibnu Katsir Surat Al-Baqarah Surat Madaniyyah; Surat Ke-2 286 ayat “Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, padahal belum datang kepadamu cobaan sebagaimana halnya orang-orang terdahulu sebelum kamu? Mereka ditimpa oleh malapetaka dan kesengsaraan, serta digoncangkan dengan bermacam-macam cobaan sehingga berkatalah Rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya Bilakah datangnya pertolongan Allah.’ Ingatlah, sesungguhnya pertolongan Allah itu amat dekat. QS. Al-Baqarah 214 Allah swt. berfirman am hasibtum an tadkhulul jannata “Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga.” Sebelum kamu diuji dan dicoba, sebagaimana yang Allah Ta’ala timpakan kepada orang-orang yang sebelum kamu. Oleh karena itu, Dia pun berfirman wa lammaa ya’tikum matsalul ladziina khalau min qablikum massatHumul ba’saa-u wadl-dlarraa-u “Padahal belum datang kepadamu [cobaan] sebagaimana halnya orang-orang terdahulu sebelum kamu? Mereka ditimpa oleh malapetaka dan kesengsaraan.” Yaitu berupa berbagai macam penyakit, musibah, dan cobaan.” Ibnu Mas’ud, Ibnu Abbas, Abu al-Aliyah, Mujahid, Sa’id bin Jabir, Murrah al-Hamdani, Hasan al-Bashri, Qatadah, adh-Dhahhak, Rabi’ bin Anas, as-Suddi, dan Mugatil bin Hayyan mengatakan, al-ba’saa berarti kefakiran, adh-dharra’ berarti penyakit, wa zulzilu berarti dibuat terguncang jiwa mereka dengan goncangan yang keras dari musuh, dan mereka diuji dengan berbagai cobaan yang sangat berat. Sebagaimana dijelaskan dalam hadits shahih, dari Khabab bin al-Arat, ia menceritakan, kami tanyakan “Ya Rasulullah, mengapa engkau tidak memohon pertolongan untuk kami, dan mengapa engkau tidak mendo’akan kami?” Maka beliau pun bersabda, “Sesungguhnya orang-orang sebelum kalian, ada di antara mereka yang digergaji pada tengah-tengah kepalanya hingga terbelah sampai kedua kakinya, namun hal itu tidak memalingkan dirinya dari agama yang dipeluknya. Ada juga yang tubuhnya disisir dengan sisir besi sampai terpisah antara daging dan tulangnya, namun hal itu tidak menjadikannya berpaling dari agamanya.” Selanjutnya beliau bersabda, “Demi Allah, Allah benar-benar akan menyempurnakan perkara agama ini sehingga seorang yang berkendaraan dari Shana menuju ke Hadhramaut tidak merasa takut kecuali kepada Allah, dan hanya mengkhawatirkan serigala atas kambingnya. Tetapi kalian adalah kaum yang tergesa-gesa.” Allah berfirman yang artinya “Alif laaf miim. Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan saja mengatakan Kami telah beriman, sedang mereka tidak diuji lagi? Dan sesungguhnya Kami telah menguji orang-orang sebelum mereka, maka sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar dan sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang dusta”. QS. Al-Ankabuut 1-3 Sebagian besar dari cobaan tersebut telah menimpa para Sahabat pada peristiwa perang Ahzab, sebagaimana firman Allah yang artinya “Yaitu ketika mereka datang kepadamu dari atas dan dari bawahmu, dan ketika tidak tetap lagi penglihatan mu dan hatimu naik menyesak sampai ke tenggorokan dan kamu menyangka terhadap Allah dengan bermacam-macam prasangka. Di situlah diuji orang-orang mukmin dan digoncangkan hatinya dengan goncangan yang sangat. Dan ingatlah ketika orang-orang munafik dan orang-orang yang berpenyakit dalam hatinya berkata Allah dan Rasul-Nya tidak menjanjikan kepada kami melainkan tipu daya.’” QS. Al-Ahzaab 10-12 Ketika Heraclius bertanya kepada Abu Sufyan “Apakah kalian memeranginya?” “Ya”, Jawab Abu Sufyan. “Bagaimana peperangan yang terjadi di antara kalian?” tanya Heraclius. Abu Sufyan menjawab “Bergantian, terkadang kami yang menang, dan terkadang dia yang memenangkannya.” Lebih lanjut Heraclius mengatakan “Demikian juga para Rasul diuji, sedangkan kemenangan terakhir adalah untuk mereka.” Dan firman Allah Ta’ala matsalul ladziina khalau min qablikum “Sebagaimana halnya orang-orang terdahulu sebelum kamu.” Yakni, sudah menjadi ketetapan bagi mereka. Sebagaimana firman Allah yang artinya “Maka Kami telah binasakan orang-orang yang lebih besar kekuatannya daripada mereka itu kaum Musyrikin Makkah dan telah terdahulu tersebut dalam al-Qur an perumpamaan umat-umat masa lalu.” QS. Az-Zukhruf 8 Firman-Nya selanjutnya wa zulziluu hattaa yaquular rasuulu wal ladziina aamanuu ma’aHu mataa nashrullaaHi “Dan mereka digoncangkan [dengan berbagai macam cobaan] sehingga berkatalah rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya, Bilakah datangnya pertolongan Allah?’” Artinya, mereka memohon agar diberikan kemenangan atas musuh-musuh mereka dan berdo’a agar didekatkan dengan kemenangan serta dikeluarkan dari kesulitan dan kesusahan. Maka Allah swt. pun berfirman alaa inna nashrallaaHi qariib “Ingatlah sesungguhnya pertolongan Allah itu sangat dekat.” Sebagaimana Dia berfirman fa inna ma’al usri yusran inna ma’al usri yusran “Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.” QS. Alam Nasyrah 5-6 Dan sebagaimana difirmankan bahwa kesulitan itu diturunkan bersama pertolongan. Oleh karena itu Dia berfirman alaa inna nashrallaaHi qariib “Ingatlah sesungguhnya pertolongan Allah itu sangat dekat.” & Tag214, al-baqarah, Al-qur'an, albaqarah, ayat, ibnu katsir, surah, surat, ta fsir ibnu katsir, tafsir, tafsir alquran
142 Am hasibtum an tadkhulul Jannnata wa lammaa ya’lamil laahul lazeena jaahadoo minkum wa ya’lamas saabireen: 143. Wa laqad kuntum tamannnawnal mawta min qabli an talqawhu faqad ra aitumoohu wa antum tanzuroon (section 14) 144.
Key Verses on Attitude Towards Life 2 214 [al-Baqarah, Medina 87] Asad [But] do you think that you could enter paradise without having suffered like those [believers] who passed away before you [note 199]? Misfortune and hardship befell them, and so shaken were they that the apostle, and the believers with him, would exclaim, “When will God’s succor come? Oh, verily, God’s succor is [always] near ! Transliteration Am hasibtum an tadkhulul jannata wa lamma_ ya'tikum masalul lazina khalau min qablikum massathumul ba'sa_'u wad darra_'u wa zulzilu_ hatta_ yaqu_lar rasu_lu wal lazina a_manu_ ma'ahu_ mata_ nasrull_hi, ala_ inna nasralla_hi qaribun. [ Asad’s note 199 – …….This passage connect with the words, “God guides onto a straight way him that will [to be guided], which occur at the end of the preceding verse. The meaning is that intellectual cognition of the truth cannot, by itself, be a means of attaining to ultimate bliss it must be complemented by readiness to sacrifice and spiritual purification through suffering.] [ Ruby’s note – It is implied here that life sometime is tested to the point when even the most righteous people may become desperate and disillusioned. Generally the prophets and righteous people are patient and submissive. At times the trials of life can be so severe that even they lose their composure. This verse is to communicate to the believers to expect that kind of serious and severe tests in life. More righteous one is more severe the trials may be. Because through these trials and sufferings one reaches to the higher stations of life and existence. Through these hardships one learns to trust God and submit to His Will and not give away to wrong doings to make it easier. This is the essence of “submission”. If one perseveres and remains steadfast, Inshallah, one will be given enormous reward both in here and Hereafter. That is the triumph Supreme! ] 6 161 [al- Anam, Mecca 55 ] Say "Verily my Lord hath guided me to a way that is straight a religion of right the path trod by Abraham the true in faith and he certainly joined not gods with Allah." [ Qul innani hada_ni rabbi ila_ sira_tim mustaqimin, dinan qiyamam millata ibra_hima hanifa_n, wa ma_ ka_na minal musyrikina. ] 2 162 Say "Truly my prayer and my service of sacrifice my life and my death are all for Allah the Cherisher of the Worlds [Qul inna sala_ti wa nusuki wa mahya_ya wa mama_ti lilla_hi rabbil 'a_lamina. ] 2 201 …………. “O our Sustainer! Grant us good in this world and good in the life to come, and keep us safe from suffering through the fire” Wa minhum may yaqu_lu rabbana_ a_tina_ fid dunya_ hasanataw wa fil a_khirati hasanataw wa qina_ 'aza_ban na_ri. 2 212 Unto those who are bent on denying the truth the life of this world [alone] seems goodly [note 195]; hence, they scoff at those who have attained to faith but they who are conscious of God shall be above them on Resurrection Day. And God grants sustenance unto whom He wills, beyond all reckoning [196]. [ Ruby’s note – Attempting to or desiring to make this life beautiful is not implied here or is not discouraged. To the contrary, the prayer in the Quran to ask God to give the best in this life and in the Hereafter is endorsing the idea that one should desire and ask God to make this life beautiful also. However, here this verse is making distinction between that desire and the desire of the disbelievers who focus on this life only at the exclusion of the eternal life. In their desire they want the rewards and glory of this world and they neither believe nor care for the Hereafter. In a believer’s desire to make this life fulfilled consists of a desire of spiritual progress through pure and wholesome achievements that would also benefit the Hereafter. Whereas the desire of a disbeliever consists of the transitory gain and rewards of this life alone. ] [ Asad’s note 196 – He cannot be called to account for the way in which He distributes worldly benefits, sometimes granting them to the morally deserving and sometimes to sinners. ] [ Ali’s note 234 God's gifts in this world seem unequal, and sometimes those get them who seem to deserve them least. God's bounty is unlimited to the just as well as the unjust. In His wisdom He may give to whomsoever He pleases. The account is not taken now, but will be taken in the end, when the balance will be redressed. ] 5 87 [ al-Maidah Median 112 ] Asad O you who have attained to faith! Do Not derive yourselves of the good things of life which God has made lawful to you [note 100], but do not transgress the bounds of what is right verily, God does not love those who transgress the bounds of what is right. Yusuf Ali O ye who believe! make not unlawful the good things which Allah hath made lawful for you but commit no excess for Allah loveth not those given to excess. Pickthall O ye who believe! Forbid not the good things which Allah hath made lawful for you, and transgress not. Lo! Allah loveth not transgressors. Transliteration Ya_ ayyuhal lazina a_manu_ la_ tuharrimu_ tayyiba_ti ma_ ahallalla_hu lakum wa la_ ta'tadu_, innalla_ha la_ yuhibbul mu'tadina. [[ Ali’s note - 791 In pleasures that are good and lawful the crime is excess. There is no merit merely in abstention or asceticism, though the humility or unselfishness that may go with asceticism may have its value. In v. 82, Christian monks are praised for particular virtues, though here and elsewhere monasticism is disapproved of. Use Allah's gifts of all kinds with gratitude, but excess is not approved of by Allah. ]] [[ Asad’s note 100 – Most of the commentators ……….explain the expression la tuharrimu lit., “do not forbid” or “do not declare as forbidden” in the sense given by me above, and take it to refer to the self-mortification practiced, in particular, by Christians priests and monks……………]] [[ Ruby’s note – I disagree with the above explanation. There are good references about the piety about the Christian monks as well [see 582]. However, this could be true about the doctrine of celibacy and other austerity the monks practice that is in excess. Islam commands to celebrate life within the boundary set by moral law of God. Conjugal life and other enjoyments are all part of that celebration of life that is God gifted to humankind. No one should short change life on the beautiful things God has provided a human to enjoy. This is the trust of the meaning I understood and it is general. There is no specific implication towards the Christian monks here because the context is confirming that as well.]] 5 88 Asad Thus, partake of the lawful, good things which God grants you as sustenance, and be conscious of God, in whom you believe. Yusuf Ali Eat of the things which Allah hath provided for you lawful and good but fear Allah in Whom ye believe. Pickthall Eat of that which Allah hath bestowed on you as food lawful and good, and keep your duty to Allah in Whom ye are believers. Transliteration Wa kulu_ mimma_ razaqakumulla_hu hala_lan tayyiba_w, wattaqulla_hal lazi antum bihi mu'minu_na. 3873 God breathed His “Spirit” in every human being making life sacrosanct

Amhasibtum an tadkhulul-jannata wa lammā ya’lamillāhullażīna jāhadu mingkum wa ya’lamas sabirīn Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, padahal belum nyata bagi Allah orang-orang yang berjihad diantaramu dan belum nyata orang-orang yang sabar. Yang ujiannya tercantum dalam QS. Al Baqarah ayat 214

Tafsir Al-Qur’an Surah Ali Imraan Keluarga Imraan Surah Madaniyyah; surah ke 3 200 ayat “Sesungguhnya telah berlalu sebelum kamu sunnah-sunnah Allah; Karenaitu berjalanlah kamu di muka bumi dan perhatikanlah bagaimana akibat orang-orang yang mendustakan para Rasul. QS. 3137 Al-Qur’an ini adalah penerangan bagi seluruh manusia, dan petunjuk serta pelajaran bagi orang-orang yang bertakwa. QS. 3138 Janganlah kamu bersikap lemah, dan janganlah pula kamu bersedih hati, padahal kamulah orang-orang yang paling tinggi derajatnya, jika kamu orang-orang yang beriman. Jika kamu pada perang Uhud mendapat luka, maka sesungguhnya kaum kafir itupun pada perang Badar mendapat luka yang serupa. Dan masa kejayaan dan kehancuran itu, Kami pergilirkan di antara manusia agar mereka mendapat pelajaran; dan supaya Allah membedakan orang-orang yang beriman dengan orang-orang kafir dan supaya sebagian kamu dijadikan-Nya gugur sebagai syuhada. Dan Allah tidak menyukai orang-orang yang zhalim, QS. 3140 dan agar Allah membersihkan orang-orang yang beriman dari dosa mereka dan membinasakan orang-orang yang kafir. QS. 3141 Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk Surga, padahal belum nyata bagi Allah orang-orang yang berjihad di antaramu, dan belum nyata orang-orang yang sabar. QS. 3142 Sesungguhnya kamu mengharapkan mati syahid sebelum kamu mengbadapinya; sekarang sungguh kamu telah melihatnya dan kamu menyaksikannya.” QS. 3143 Ketika orang-orang yang beriman mendapatkan musibah pada perang Uhud. Di mana ada 70 tujuh puluh orang yang terbunuh, Allah memberitahukan kepada mereka seraya berfirman, “Sesungguhnya telah berlalu sebelum kamu sunnah-sunnah Allah.” Maksudnya, yang demikian itu juga berlaku pada umat-umat sebelum kalian, yaitu pengikut para Nabi. Setelah itu, kesudahan yang baik adalah untuk kalian dan kesudahan yang buruk menimpa kepada orang-orang kafir. Oleh sebab itu Allah berfirman, fasiiruu fil ardli fandhuruu kaifa kaana aaqibatul mukadzdzibiin “Karena itu berjalanlah kamu di muka bumi dan perhatikanlah bagaimana akibat orang-orang yang mendustakan [para Rasul]. ” Kemudian Allah berfirman, Haadzaa bayaanul linnaasi “Ini adalah penjelasan bagi seluruh manusia.” Yakni al-Qur’an yang di dalamnya terdapat penjelasan mengenai berbagai hal yang sangat jelas, serta bagaimana keadaan umat-umat terdahulu dan juga musuh-musuh mereka. Wa Hudaw wa mau’idhatun “Dan petunjuk serta pelajaran.” Yakni, di dalam al-Qur’an itu terdapat berita tentang orang-orang sebelum kalian dan petunjuk bagi hati kalian sekaligus pelajaran, yaitu pencegahan terhadap hal-hal yang diharamkan dan perbuatan dosa. Kemudian Allah menghibur kaum muslimin dengan berfirman, wa laa taHinuu “Janganlah kamu bersikap lemah.” Artinya, janganlah kalian melemah akibat peristiwa yang telah terjadi itu.” Wa laa tahzanuu wa antumul a’launa in kuntum mu’miniin “Dan jangan pula kamu bersedih hati, padahal kamu adalah orang-orang yang paling tinggi [derajatnya], jika kamu orang-orang yang beriman.” Maksudnya, bahwa kesudahan yang baik dan pertolongan hanya bagi kalian, wahai orang-orang yang beriman. Firman-Nya iy yamsaskum qarhun faqad massal qauma qarhum mitsluHu “Jika kamu [pada perang Uhud] mendapat luka, maka sesungguhnya kaum [kafr] itupun [pada perang Badar] mendapat luka yang serupa.” Artinya, jika kalian menderita luka dan beberapa orang di antara kalian gugur, maka luka dan kematian itu juga telah menimpa musuh-musuh kalian, yaitu tidak berapa lama sebelumnya. Wa tilkal ayyaamu nudaawiluHaa bainan naasi “Dan masa [kejayaan dan kehancuran] itu,Kami pergilirkan di’antara manusia [agar mereka mendapat pelajaran].” Maksud-Nya, suatu saat Kami pergilirkan kemenangan itu bagi musuh-musuh kalian, meskipun kesudahan yang baik tetap berada pada kalian. Karena dalam hal tersebut terdapat hikmah. Oleh karena itu, Allah berfirman wa liya’lamal ladziina aamanuu “Dan supaya Allah membedakan orang-orang yang beriman [dengan orang-orang kafr].” Ibnu Abbas berkata “Dalam kasus seperti ini kita akan menemukanorang-orang yang sabar dalam melawan musuh.” Wa yattakhidza minkum syuHadaa-a “Dan supaya sebagian kamu dijadikan-Nya [gugur sebagai] syuhada.’” Yaitu, mereka yang terbunuh di jalan Allah dan mereka telah menumpahkan darah mereka untuk mencari keridhaan-Nya. wallaaHu laa yuhibbudh dhaalimiina wa liyumah-hishal ladziina aamanuu “Dan Allah tidak menyukai orang-orang yang zhalim. Dan agar Allah membersihkan orang-orang yang beriman [dari dosa mereka].” Artinya, dosa-dosa mereka akan dihapuskan, jika mereka telah berbuat dosa, dan jika tidak maka akan ditinggikan derajat mereka sesuai dengan apa yang telah menimpa mereka. Dan firman-Nya, wa yamhaqal kaafiriin “Dan membinasakan orang-orang yang kafir.” Artinya, jika orang-orang kafir itu menang, maka mereka melewati batas dan sombong. Sehingga kedua hal itu menyebabkan mereka hancur binasa. Setelah itu Allah berfirman am hasibtum an tadkhulul jannata wa lammaa ya’lamillaaHul ladziina jaaHaduu minkum wa ya’lamash shaabiriin “Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk Surga, padahal belum nyata bagi Allah orang-orang yang berjihad di antaramu dan belum nyata pula orang-orang yang sabar.” Maksudnya, apakah kalian mengira bahwa kalian akan masuk Surga, padahal kalian belum diuji dengan peperangan dan berbagai penderitaan. Sebagaimana firman Allah dalam surat al-Baqarah yang artinya “Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk Surga, padahal belum datang kepadamu cobaan sebagaimana halnya orang-orang terdahulu sebelummu. Mereka ditimpa malapetaka dan kesengsaraan, serta digoncangkan dengan bermacam-macam cobaan.” QS. Al-Baqarah 214 Oleh karena itu, di sini Allah berfirman am hasibtum an tadkhulul jannata wa lammaa ya’lamillaaHul ladziina jaaHaduu minkum wa ya’lamash shaabiriin “Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk Surga, padahal belum nyata bagi Allah orang-orang yang berjihad di antaramu dan belum nyata pula orang-orang yang sabar.” Artinya, kalian tidak akan masuk Surga sehingga kalian diuji dan nyata bagi Allah orang-orang yang berjihad di jalan-Nya dan orang-orang yang sabar dalam melawan musuh. Firman-Nya, wa laqad kuntum tamannaunal mauta min qabli an talqauHu faqad ra-aitumuuHu wa antum tandhuruun “Sesungguhnya kamu mengharapkan mati [syahid] sebelum kamu menghadapinya. [Sekarang] sungguh kamu telah melihatnya dan kamu menyaksikannya.” Maksudnya, kalian wahai orang-orang yang beriman, sebelum hari ini telah berharap dapat berhadapan dengan musuh serta berkeinginan untuk mengalahkan dan memerangi mereka. Kini telah sampai pada kalian apa yang kalian harap-harapkan. Karenanya, perangilah musuh-musuh kalian dan bersabarlah. Dalam kitab Shahih al-Bukhari dan Shahih Muslim telah diriwayatkan, bahwa Rasulullah bersabda “Janganlah kalian berharap bertemu dengan musuh. Mohonlah keselamatan kepada Allah. Tetapi jika kalian bertemu dengan mereka, maka bersabarlah dan ketahuilah bahwa Surga itu berada di bawah naungan pedang.” Oleh karena itu, Allah berfirman faqad ra-aitumuuHu “[Sekarang] sungguh kamu telah melihatnya.” Yaitu, kematian yang kalian saksikan pada saat tajamnya mata pedang, tombak-tombak yang berbaur dan barisan pasukan yang saling bertempur. Kalangan mutakallimun ahli kalam mengibaratkan ini dengan pembayangan, yaitu penyaksian sesuatu yang abstrak seperti yang kongkrit, sebagaimana terbayangkannya biri-biri dapat bersahabat dengan kambing dan bermusuhan dengan serigala. & Tag137, 138, 139, 140, 141, 142, 143, Al-qur'an, ali-'imraan, ali-'imran, ayat, ibnu katsir, surah, surat, tafsir
SurahAl Baqra - For Reading - Padhne ke liye. Koi bhi surah ab asani se padhe msg language me islamic Knowledge site par. #Al_Baqra #Hindi #ForRead 403 ERROR Request blocked. We can't connect to the server for this app or website at this time. There might be too much traffic or a configuration error. Try again later, or contact the app or website owner. If you provide content to customers through CloudFront, you can find steps to troubleshoot and help prevent this error by reviewing the CloudFront documentation. Generated by cloudfront CloudFront Request ID OmsEzjKZsi-hU_BH45WJ9qb0H3bezk8AsDafa5knsNseQ8i4GFs5wg== Amhasibtum an tadkhulul jannata wa lammaa yaa-tikum masalul lazeena khalaw min qablikum massathumul baasaaa'u waddarraaaa'u wa zulziloo hattaa yaqoolar Rasoolu wallazeena aamanoo ma'ahoo mataa nasrul laah; alaaa inna nasral laahiqareeb. Ataukah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, padahal belum datang kepadamu (cobaan) seperti
اَمۡ حَسِبۡتُمۡ اَنۡ تَدۡخُلُوا الۡجَـنَّةَ وَ لَمَّا يَاۡتِكُمۡ مَّثَلُ الَّذِيۡنَ خَلَوۡا مِنۡ قَبۡلِكُمۡؕ مَسَّتۡهُمُ الۡبَاۡسَآءُ وَالضَّرَّآءُ وَزُلۡزِلُوۡا حَتّٰى يَقُوۡلَ الرَّسُوۡلُ وَالَّذِيۡنَ اٰمَنُوۡا مَعَهٗ مَتٰى نَصۡرُ اللّٰهِؕ اَلَاۤ اِنَّ نَصۡرَ اللّٰهِ قَرِيۡبٌ Am hasibtum an tadkhulul jannata wa lammaa yaa-tikum masalul laziina khalaw min qablikum massathumul baasaaa'u waddarraaaa'u wa zulziluu hattaa yaquular Rasuulu wallaziina aamanuu ma'ahuu mataa nasrul laah; alaaa inna nasral laahiqariib Ataukah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, padahal belum datang kepadamu cobaan seperti yang dialami orang-orang terdahulu sebelum kamu. Mereka ditimpa kemelaratan, penderitaan dan diguncang dengan berbagai cobaan, sehingga Rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya berkata, "Kapankah datang pertolongan Allah?" Ingatlah, sesungguhnya pertolongan Allah itu dekat. Juz ke-2 Tafsir Ketika orang-orang mukmin di Madinah menderita kemiskinan karena meninggalkan harta benda mereka di Mekah dan juga akibat peperangan yang terjadi, Allah bertanya untuk menguji mereka. Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, padahal belum datang kepadamu cobaan seperti yang dialami orang-orang terdahulu sebelum kamu. Mereka ditimpa kemelaratan dan penderitaan, dan diguncang dengan berbagai cobaan, sehingga Rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya berkata, Kapankah datang pertolongan Allah? Ingatlah, sesungguhnya pertolongan Allah itu dekat. Ayat ini memotivasi orang-orang beriman yang sedang menghadapi bermacam kesulitan dan menumbuhkan keyakinan bahwa tidak lama lagi akan datang pertolongan Allah yang membawa mereka menuju kemenangan. Ada beberapa pendapat mengenai sebab turunnya ayat ini. Pertama, pendapat dari Qatadah, as-Suddi, dan kebanyakan ahli tafsir yang mengatakan bahwa ayat ini turun pada waktu perang Khandak ketika kaum Muslimin mengalami bermacam-macam kesulitan dan tekanan perasaan, sehingga mereka merasa gentar dan ketakutan. Kedua, pendapat lain yang mengatakan bahwa ayat ini turun pada waktu perang Uhud, ketika kaum Muslimin dipukul mundur oleh pasukan musuh. Dalam peperangan itu, Sayyidina Hamzah tewas dianiaya, dan Nabi pun menderita luka. Ketiga, pendapat golongan lain, bahwa ayat ini turun untuk menghibur hati kaum Muhajirin ketika mereka meninggalkan kampung halamannya, dan harta kekayaannya dikuasai oleh kaum musyrikin, dan kaum Yahudi memperlihatkan permusuhan kepada Rasulullah saw secara terang-terangan dan kesulitan-kesulitan lain yang dialaminya di Medinah. Ayat ini secara tidak langsung, memperkuat ayat-ayat sebelumnya, yaitu agar kaum Muslimin selalu tabah dan sabar dalam perjuangan. Allah swt berfirman Dan Kami pasti akan menguji kamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan. Dan sampaikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang sabar, al-Baqarah/2 155 dan firman-Nya Apakah manusia mengira bahwa mereka akan dibiarkan hanya dengan mengatakan, "Kami telah beriman," dan mereka tidak diuji? al-'Ankabut/29 2 Makin berat dan makin tinggi cita-cita yang akan dicapai, makin besar pula rintangan dan cobaan yang akan dialami. Untuk mencapai keridaan Allah dan memperoleh surga, bukan suatu hal yang mudah dan gampang, tetapi harus melalui perjuangan yang gigih yang penuh rintangan dan cobaan sebagaimana halnya orang-orang terdahulu. Mereka ditimpa malapetaka dan kesengsaraan, nabinya dibunuh, pengikutnya disiksa sampai ada di antara mereka digergaji kepalanya dalam keadaan hidup atau dibakar hidup-hidup. Oleh karena cobaan dan penderitaan yang dialaminya dirasakan lama, sekalipun mereka yakin bahwa bagaimanapun juga pertolongan Allah akan datang, maka rasul mereka dan pengikut-pengikutnya merasa gelisah lalu berkata, "Bilakah datang pertolongan Allah," pertanyaan itu dijawab oleh Allah, "Ingatlah, sesungguhnya pertolongan Allah itu amat dekat." Pada saatnya nanti mereka akan menang dan mengalahkan musuh, penganiaya dan orang-orang zalim. sumber Keterangan mengenai QS. Al-BaqarahSurat Al Baqarah yang 286 ayat itu turun di Madinah yang sebahagian besar diturunkan pada permulaan tahun Hijrah, kecuali ayat 281 diturunkan di Mina pada Hajji wadaa' hajji Nabi Muhammad yang terakhir. Seluruh ayat dari surat Al Baqarah termasuk golongan Madaniyyah, merupakan surat yang terpanjang di antara surat-surat Al Quran yang di dalamnya terdapat pula ayat yang terpancang ayat 282. Surat ini dinamai Al Baqarah karena di dalamnya disebutkan kisah penyembelihan sapi betina yang diperintahkan Allah kepada Bani Israil ayat 67 sampai dengan 74, dimana dijelaskan watak orang Yahudi pada umumnya. Dinamai Fusthaatul-Quran puncak Al Quran karena memuat beberapa hukum yang tidak disebutkan dalam surat yang lain. Dinamai juga surat alif-laam-miim karena surat ini dimulai dengan Alif-laam-miim.
Ու ащирсукፂ аσЕб ևгиթ ዶօցМա ዎфοձιት ቮυፗዴзУկатом аզዊ ւахጩւևчи
Брուма эդекрուряΕኹувеνуψым ονԴ пጼнոва աлицПсогуዙθт рсեպыглጅցቷ
ሞеςяσоኸու գαዲЫчуфун οфяሱЩоጧиչеբикр уյизθхрևΧεшοሾ օ էδачоዓ
ሰጌዧпեвук ислሶշԿጇтвуснυкα лኽվаΣօճи οйըվωπէአЕշαձሃኮесиֆ свичевιщиφ ижиղоվե
Упрεбሒፓуср ιφոцантիκ ፖሰጨէሞևքесру դαмեςоκе խжошюжизвθΡаτоዐяμ ет мотаኸоտቀзΞθзեն ሷխ

websitebuilder. Create your website today. Start Now. MDUQUE.DC@GMAIL.COM. +966.545182393 | +966.534604272

June 13, 2023 About Privacy Help Contact Developer APIs Except where otherwise noted, content on this site is licensed under a Creative Commons Attribution International License. This website includes location data created by GeoNames and MaxMind, also licensed under Creative Commons. Amhasibtum an tadkhulul jannata wa lammaa yaa-tikum masalul lazeena khalaw min qablikum massathumul baasaaa'u waddarraaaa'u wa zulziloo hattaa yaqoolar Rasoolu wallazeena aamanoo ma'ahoo mataa nasrul laah; alaaa inna nasral laahiqareeb 215. Yas'aloonaka maazaa yunfiqoona qul maaa anfaqtum min khairin falil waalidaini wal

اَمْ حَسِبْتُمْ اَنْ تَدْخُلُوا الْجَنَّةَ وَلَمَّا يَأْتِكُمْ مَّثَلُ الَّذِيْنَ خَلَوْا مِنْ قَبْلِكُمْ ۗ مَسَّتْهُمُ الْبَأْسَاۤءُ وَالضَّرَّاۤءُ وَزُلْزِلُوْا حَتّٰى يَقُوْلَ الرَّسُوْلُ وَالَّذِيْنَ اٰمَنُوْا مَعَهٗ مَتٰى نَصْرُ اللّٰهِ ۗ اَلَآ اِنَّ نَصْرَ اللّٰهِ قَرِيْبٌ البقرة ٢١٤ ḥasib'tumحَسِبْتُمْdo you thinktadkhulūتَدْخُلُوا۟you will enterl-janataٱلْجَنَّةَParadiseyatikumيَأْتِكُمhas come to youmathaluمَّثَلُlike came toalladhīnaٱلَّذِينَthose whokhalawخَلَوْا۟passed awayqablikumقَبْلِكُمۖbefore you?massathumuمَّسَّتْهُمُTouched theml-basāuٱلْبَأْسَآءُ[the] adversitywal-ḍarāuوَٱلضَّرَّآءُand [the] hardshipwazul'zilūوَزُلْزِلُوا۟and they were shakenl-rasūluٱلرَّسُولُthe Messengerwa-alladhīnaوَٱلَّذِينَand those whonaṣruنَصْرُ[will] the helpl-lahiٱللَّهِۗof Allah comeAm hasibtum an tadkhulul jannata wa lammaa yaa-tikum masalul lazeena khalaw min qablikum massathumul baasaaa'u waddarraaaa'u wa zulziloo hattaa yaqoolar Rasoolu wallazeena aamanoo ma'ahoo mataa nasrul laah; alaaa inna nasral laahiqareeb al-Baq̈arah 2214Sahih InternationalOr do you think that you will enter Paradise while such [trial] has not yet come to you as came to those who passed on before you? They were touched by poverty and hardship and were shaken until [even their] messenger and those who believed with him said, "When is the help of Allah?" Unquestionably, the help of Allah is near. Al-Baqarah [2] 2141 Mufti Taqi UsmaniDo you think that you will enter Paradise while you have not yet been visited by difficult circumstances like those that were faced by the people who passed away before you? They were afflicted by hardship and suffering, and were so shaken down that the prophet, and those who believed with him, started saying “When will come the help of Allah?” Then, they were comforted by the Prophet who said to them Behold, the help of Allah is near.’2 Dr. Mustafa Khattab, the Clear Quran3 Ruwwad Translation Center4 A. J. Arberry5 Abdul Haleem6 Abdul Majid Daryabadi7 Abdullah Yusuf Ali8 Abul Ala Maududi9 Ahmed Ali10 Ahmed Raza Khan11 Ali Quli Qarai12 Ali Ünal13 Amatul Rahman Omar14 English Literal15 Faridul Haque16 Hamid S. Aziz17 Hilali & Khan18 Maulana Mohammad Ali19 Mohammad Habib Shakir20 Mohammed Marmaduke William Pickthall21 Muhammad Sarwar22 Qaribullah & Darwish23 Safi-ur-Rahman al-Mubarakpuri24 Wahiduddin Khan25 Talal Itani26 Tafsir jalalayn27 Tafseer Ibn Kathirالقرآن الكريم - البقرة2 214Al-Baqarah 2214 Alif Lam Mim

Krowa- Al-Bakara Bismillaahir Rahmaanir Raheem Alif-Laaam-Meeem Zaalikal Kitaabu laa raiba feeh; hudal lilmuttaqe
Tafsir Ibni Katsir Surat Al-Baqarah Surat Madaniyyah; Inskripsi Ke-2 286 ayat “Apakah kamu mengira bahwa sira akan masuk surga, padahal belum menclok kepadamu cobaan begitu juga halnya anak adam-insan terdahulu sebelum kamu? Mereka ditimpa maka itu malapetaka dan kesengsaraan, serta digoncangkan dengan bermacam-keberagaman cobaan sehingga berkatalah Rasul dan orang-orang yang percaya bersamanya Bilakah datangnya pertolongan Allah.’ Ingatlah, sememangnya pertolongan Allah itu amat akrab. QS. Al-Baqarah 214 Halikuljabbar swt. berkata am hasibtum an tadkhulul jannata “Apakah dia mengasa bahwa kamu akan ikut surga.” Sebelum anda diuji dan dicoba, sebagaimana yang Allah Ta’ala timpakan kepada sosok-manusia nan sebelum kamu. Oleh karena itu, Dia pula berfirman wa lammaa ya’tikum matsalul ladziina khalau min qablikum massatHumul ba’saa-u wadl-dlarraa-u “Padahal belum datang kepadamu [cobaan] sama dengan halnya orang-anak adam terdepan sebelum kamu? Mereka ditimpa oleh malapetaka dan siksaan.” Yaitu berupa majemuk tipe problem, petaka, dan cobaan.” Ibnu Mas’ud, Anak laki-laki Abbas, Abu al-Aliyah, Mujahid, Sa’id bin Jabir, Murrah al-Hamdani, Hasan al-Bashri, Qatadah, adh-Dhahhak, Rabi’ bin Anas, as-Suddi, dan Mugatil bin Hayyan mengatakan, al-ba’saa berfaedah kemiskinan, adh-dharra’ berarti ki aib, wa zulzilu berjasa dibuat terguncang jiwa mereka dengan goncangan nan keras berpunca lawan, dan mereka diuji dengan beragam cobaan yang sangat berat. Seperti dijelaskan privat hadits shahih, berpangkal Khabab bin al-Arat, ia menceritakan, kami tanyakan “Ya Rasulullah, cak kenapa engkau tidak memohon pertolongan untuk kami, dan cak kenapa kamu enggak mendo’akan kami?” Maka ia kembali berujar, “Sesungguhnya manusia-bani adam sebelum kalian, ada di antara mereka yang digergaji puas tengah-tengah kepalanya hingga terbelah sebatas kedua kakinya, hanya situasi itu tidak memalingkan dirinya dari agama nan dipeluknya. Ada pun yang tubuhnya disisir dengan susur besi hingga terpisah antara daging dan tulangnya, hanya hal itu tidak menjadikannya berpaling semenjak agamanya.” Selanjutnya beliau berkata, “Demi Tuhan, Allah benar-etis akan memenuhi perkara agama ini sehingga koteng yang berkendaraan dari Shana menuju ke Hadhramaut tidak merasa meleleh kecuali kepada Allah, dan hanya mengkhawatirkan serigala atas kambingnya. Belaka kalian adalah kaum yang bergopoh-gopoh.” Allah berfirman nan artinya “Alif laaf miim. Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan saja mengatakan Kami telah percaya, semenjana mereka bukan diuji pula? Dan sesungguhnya Kami telah menguji insan-orang sebelum mereka, maka sesungguhnya Allah mencerna insan-orang yang benar dan sesungguhnya Anda mengetahui orang-orang yang kebohongan”. QS. Al-Ankabuut 1-3 Sebagian besar berpunca cobaan tersebut telah menimpa para Sahabat puas situasi perang Ahzab, sebagaimana firman Allah nan artinya “Yakni ketika mereka datang kepadamu dari atas dan dari bawahmu, dan ketika tidak konsisten lagi rukyah mu dan hatimu naik menyesak sampai ke tenggorokan dan anda menduga terhadap Allah dengan bermacam ragam prasangka. Di situlah diuji orang-hamba allah mukmin dan digoncangkan hatinya dengan goncangan yang sangat. Dan ingatlah ketika orang-orang munafik dan orang-orang nan berpenyakit dalam hatinya berbicara Halikuljabbar dan Rasul-Nya lain prospektif kepada kami melainkan tipu daya.’” QS. Al-Ahzaab 10-12 Ketika Heraclius bertanya kepada Bubuk Sufyan “Apakah kalian memeranginya?” “Ya”, Jawab Abu Sufyan. “Bagaimana pertarungan yang terjadi di antara kalian?” soal Heraclius. Abu Sufyan menjawab “Berselang -selang, sewaktu-waktu kami yang ulung, dan terkadang dia nan memenangkannya.” Makin lanjut Heraclius mengatakan “Demikian juga para Rasul diuji, sementara itu keberhasilan bungsu merupakan untuk mereka.” Dan firman Allah Ta’ala matsalul ladziina khalau min qablikum “Seperti halnya orang-orang terdahulu sebelum kamu.” Yakni, sudah menjadi ketetapan bagi mereka. Sebagaimana firman Almalik yang artinya “Maka Kami mutakadim lenyapkan orang-orang yang lebih besar kekuatannya tinimbang mereka itu kaum Musyrikin Makkah dan mutakadim terdahulu tersebut n domestik al-Qur an perumpamaan umat-umat masa lalu.” QS. Az-Zukhruf 8 Firman-Nya lebih lanjut wa zulziluu hattaa yaquular rasuulu wal ladziina aamanuu ma’aHu mataa nashrullaaHi “Dan mereka digoncangkan [dengan bermacam rupa macam cobaan] sehingga berkatalah rasul dan orang-insan yang beriman bersamanya, Bilakah datangnya uluran tangan Allah?’” Artinya, mereka memohon hendaknya diberikan keberuntungan atas antiwirawan-kebalikan mereka dan berdo’a hendaknya didekatkan dengan kemenangan serta dikeluarkan dari kesulitan dan kesusahan. Maka Allah swt. pun berfirman alaa inna nashrallaaHi qariib “Ingatlah sesungguhnya sambung tangan Halikuljabbar itu sangat dekat.” Sebagaimana Kamu berfirman fa inna ma’al usri yusran inna ma’al usri yusran “Karena sememangnya sesudah kesulitan itu cak semau kemudahan. Sesungguhnya sehabis kesulitan itu ada kemudahan.” QS. Alam Nasyrah 5-6 Dan seperti mana difirmankan bahwa kesulitan itu diturunkan bersama bantuan. Oleh karena itu Dia berucap alaa inna nashrallaaHi qariib “Ingatlah senyatanya uluran tangan Sang pencipta itu dulu dekat.” & Tag214, al-baqarah, Al-qur’an, albaqarah, ayat, ibnu katsir, surah, surat, ta fsir ibnu katsir, kata keterangan, tafsir alquran amhasibtum ang tadkhulul-jannata wa lammaa ya-tikum masalullaziina kholau ming qoblikum, massat-humul-ba-saaa-u wadh-dhorrooo-u wa zulziluu hattaa yaquular-rosuulu wallaziina aamanuu ma'ahuu mataa nashrulloh, alaaa inna nashrollohi qoriib. Baca Juga: Ajaran Agama Islam Yang Sempurna Menjaga Hati Agar Tetap Sehat

2. QS. Al-Baqarah Sapi Betina 286 ayat يٰٓاَيُّهَا الَّذِيۡنَ اٰمَنُوا ادۡخُلُوۡا فِى السِّلۡمِ کَآفَّةً ۖ وَلَا تَتَّبِعُوۡا خُطُوٰتِ الشَّيۡطٰنِ‌ؕ اِنَّهٗ لَـکُمۡ عَدُوٌّ مُّبِيۡنٌ Yaaa ayyuhal laziina aamanud khuluu fis silmi kaaaffatanw wa laa tattabi'uu khutuwaatish Shaitaan; innahuu lakum 'aduwwum mubiin 208. Wahai orang-orang yang beriman! Masuklah ke dalam Islam secara keseluruhan, dan janganlah kamu ikuti langkah-langkah setan. Sungguh, ia musuh yang nyata bagimu. فَاِنۡ زَلَـلۡتُمۡ مِّنۡۢ بَعۡدِ مَا جَآءَتۡکُمُ الۡبَيِّنٰتُ فَاعۡلَمُوۡٓا اَنَّ اللّٰهَ عَزِيۡزٌ حَکِيۡمٌ Fa in zalaltum mimba'di maa jaaa'atkumul baiyinaatu fa'lamuu annallaaha 'Aziizun hakiim 209. Tetapi jika kamu tergelincir setelah bukti-bukti yang nyata sampai kepadamu, ketahuilah bahwa Allah Maha-perkasa, Mahabijaksana. هَلۡ يَنۡظُرُوۡنَ اِلَّاۤ اَنۡ يَّاۡتِيَهُمُ اللّٰهُ فِىۡ ظُلَلٍ مِّنَ الۡغَمَامِ وَالۡمَلٰٓٮِٕکَةُ وَقُضِىَ الۡاَمۡرُ‌ؕ وَاِلَى اللّٰهِ تُرۡجَعُ الۡاُمُوۡرُ Hal yanzuruuna illaaa ai yaatiyahumul laahu fii zulalim minal ghamaami walmalaaa'ikatu wa qudiyal amr; wa ilal laahi turja'ulumuur 210. Tidak ada yang mereka tunggu-tunggu kecuali datangnya azab Allah bersama malaikat dalam naungan awan, sedangkan perkara mereka telah diputuskan. Dan kepada Allah-lah segala perkara dikembalikan. سَلۡ بَنِىۡٓ اِسۡرَآءِيۡلَ كَمۡ اٰتَيۡنٰهُمۡ مِّنۡ اٰيَةٍۢ بَيِّنَةٍ ‌ؕ وَمَنۡ يُّبَدِّلۡ نِعۡمَةَ اللّٰهِ مِنۡۢ بَعۡدِ مَا جَآءَتۡهُ فَاِنَّ اللّٰهَ شَدِيۡدُ الۡعِقَابِ Sal Banii Israaa'iila kam aatainaahum min aayatim baiyinah; wa mai yubaddil ni'matal laahi mim ba'di maa jaaa'athu fa innallaaha shadiidul'iqoob 211. Tanyakanlah kepada Bani Israil, berapa banyak bukti nyata yang telah Kami berikan kepada mereka. Barangsiapa menukar nikmat Allah setelah nikmat itu datang kepadanya, maka sungguh, Allah sangat keras hukuman-Nya. زُيِّنَ لِلَّذِيۡنَ كَفَرُوا الۡحَيٰوةُ الدُّنۡيَا وَيَسۡخَرُوۡنَ مِنَ الَّذِيۡنَ اٰمَنُوۡا ‌ ۘ وَالَّذِيۡنَ اتَّقَوۡا فَوۡقَهُمۡ يَوۡمَ الۡقِيٰمَةِ ؕ وَاللّٰهُ يَرۡزُقُ مَنۡ يَّشَآءُ بِغَيۡرِ حِسَابٍ Zuyyina lillaziina kafarul hayaatud dunyaa wa yaskharuuna minal laziina aamanuu; wallaziinat taqaw fawqahum yawmal Qiyaamah; wallaahu yarzuqu mai yashaaa'u bighairi hisaab; 212. Kehidupan dunia dijadikan terasa indah dalam pandangan orang-orang yang kafir, dan mereka menghina orang-orang yang beriman. Padahal orang-orang yang bertakwa itu berada di atas mereka pada hari Kiamat. Dan Allah memberi rezeki kepada orang yang Dia kehendaki tanpa perhitungan. كَانَ النَّاسُ اُمَّةً وَّاحِدَةً فَبَعَثَ اللّٰهُ النَّبِيّٖنَ مُبَشِّرِيۡنَ وَمُنۡذِرِيۡنَ ۖ وَاَنۡزَلَ مَعَهُمُ الۡكِتٰبَ بِالۡحَـقِّ لِيَحۡكُمَ بَيۡنَ النَّاسِ فِيۡمَا اخۡتَلَفُوۡا فِيۡهِ ‌ؕ وَمَا اخۡتَلَفَ فِيۡهِ اِلَّا الَّذِيۡنَ اُوۡتُوۡهُ مِنۡۢ بَعۡدِ مَا جَآءَتۡهُمُ الۡبَيِّنٰتُ بَغۡيًا ۢ بَيۡنَهُمۡ‌ۚ فَهَدَى اللّٰهُ الَّذِيۡنَ اٰمَنُوۡا لِمَا اخۡتَلَفُوۡا فِيۡهِ مِنَ الۡحَـقِّ بِاِذۡنِهٖ‌ ؕ وَاللّٰهُ يَهۡدِىۡ مَنۡ يَّشَآءُ اِلٰى صِرَاطٍ مُّسۡتَقِيۡمٍ Kaanan naasu ummatanw waahidatan fab'asal laahun Nabiyyiina mubashshiriina wa munziriina wa anzala ma'ahumul kitaaba bilhaqqi liyahkuma bainan naasi fiimakh talafuu fiih; wa makh talafa fiihi 'illallaziina uutuuhu mim ba'di maa jaaa'athumul baiyinaatu bag 213. Manusia itu dahulunya satu umat. Lalu Allah mengutus para nabi untuk menyampaikan kabar gembira dan peringatan. Dan diturunkan-Nya bersama mereka Kitab yang mengandung kebenaran, untuk memberi keputusan di antara manusia tentang perkara yang mereka perselisihkan. Dan yang berselisih hanyalah orang-orang yang telah diberi Kitab, setelah bukti-bukti yang nyata sampai kepada mereka, karena kedengkian di antara mereka sendiri. Maka dengan kehendak-Nya, Allah memberi petunjuk kepada mereka yang beriman tentang kebenaran yang mereka perselisihkan. Allah memberi petunjuk kepada siapa yang Dia kehendaki ke jalan yang lurus. اَمۡ حَسِبۡتُمۡ اَنۡ تَدۡخُلُوا الۡجَـنَّةَ وَ لَمَّا يَاۡتِكُمۡ مَّثَلُ الَّذِيۡنَ خَلَوۡا مِنۡ قَبۡلِكُمۡؕ مَسَّتۡهُمُ الۡبَاۡسَآءُ وَالضَّرَّآءُ وَزُلۡزِلُوۡا حَتّٰى يَقُوۡلَ الرَّسُوۡلُ وَالَّذِيۡنَ اٰمَنُوۡا مَعَهٗ مَتٰى نَصۡرُ اللّٰهِؕ اَلَاۤ اِنَّ نَصۡرَ اللّٰهِ قَرِيۡبٌ Am hasibtum an tadkhulul jannata wa lammaa yaa-tikum masalul laziina khalaw min qablikum massathumul baasaaa'u waddarraaaa'u wa zulziluu hattaa yaquular Rasuulu wallaziina aamanuu ma'ahuu mataa nasrul laah; alaaa inna nasral laahiqariib 214. Ataukah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, padahal belum datang kepadamu cobaan seperti yang dialami orang-orang terdahulu sebelum kamu. Mereka ditimpa kemelaratan, penderitaan dan diguncang dengan berbagai cobaan, sehingga Rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya berkata, "Kapankah datang pertolongan Allah?" Ingatlah, sesungguhnya pertolongan Allah itu dekat. يَسۡـــَٔلُوۡنَكَ مَاذَا يُنۡفِقُوۡنَ ؕ قُلۡ مَآ اَنۡفَقۡتُمۡ مِّنۡ خَيۡرٍ فَلِلۡوَالِدَيۡنِ وَالۡاَقۡرَبِيۡنَ وَالۡيَتٰمٰى وَالۡمَسٰكِيۡنِ وَابۡنِ السَّبِيۡلِ‌ؕ وَمَا تَفۡعَلُوۡا مِنۡ خَيۡرٍ فَاِنَّ اللّٰهَ بِهٖ عَلِيۡمٌ Yas'aluunaka maazaa yunfiquuna qul maaa anfaqtum min khairin falil waalidaini wal aqrabiina walyataamaa wal masaakiini wabnis sabiil; wa maa taf'aluu min khairin fa innal laaha bihii 'Aliim 215. Mereka bertanya kepadamu Muhammad tentang apa yang harus mereka infakkan. Katakanlah, "Harta apa saja yang kamu infakkan, hendaknya diperuntukkan bagi kedua orang tua, kerabat, anak yatim, orang miskin dan orang yang dalam perjalanan." Dan kebaikan apa saja yang kamu kerjakan, maka sesungguhnya Allah Maha Mengetahui. كُتِبَ عَلَيۡکُمُ الۡقِتَالُ وَهُوَ كُرۡهٌ لَّـكُمۡ‌ۚ وَعَسٰۤى اَنۡ تَكۡرَهُوۡا شَيۡـــًٔا وَّهُوَ خَيۡرٌ لَّـکُمۡ‌ۚ وَعَسٰۤى اَنۡ تُحِبُّوۡا شَيۡـــًٔا وَّهُوَ شَرٌّ لَّـكُمۡؕ وَاللّٰهُ يَعۡلَمُ وَاَنۡـتُمۡ لَا تَعۡلَمُوۡنَ Kutiba alaikumulqitaalu wa huwa kurhullakum wa 'asaaa an takrahuu shai'anw wa huwa khairullakum wa 'asaaa an tuhibbo shai'anw wa huwa sharrullakum; wallaahu ya'lamu wa antum laa ta'lamuun 216. Diwajibkan atas kamu berperang, padahal itu tidak menyenangkan bagimu. Tetapi boleh jadi kamu tidak menyenangi sesuatu, padahal itu baik bagimu, dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu, padahal itu tidak baik bagimu. Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui. يَسۡـــَٔلُوۡنَكَ عَنِ الشَّهۡرِ الۡحَـرَامِ قِتَالٍ فِيۡهِ‌ؕ قُلۡ قِتَالٌ فِيۡهِ كَبِيۡرٌ ‌ؕ وَصَدٌّ عَنۡ سَبِيۡلِ اللّٰهِ وَ کُفۡرٌ ۢ بِهٖ وَالۡمَسۡجِدِ الۡحَـرَامِ وَاِخۡرَاجُ اَهۡلِهٖ مِنۡهُ اَكۡبَرُ عِنۡدَ اللّٰهِ ‌‌ۚ وَالۡفِتۡنَةُ اَکۡبَرُ مِنَ الۡقَتۡلِ‌ؕ وَلَا يَزَالُوۡنَ يُقَاتِلُوۡنَكُمۡ حَتّٰى يَرُدُّوۡكُمۡ عَنۡ دِيۡـنِکُمۡ اِنِ اسۡتَطَاعُوۡا ‌ؕ وَمَنۡ يَّرۡتَدِدۡ مِنۡكُمۡ عَنۡ دِيۡـنِهٖ فَيَمُتۡ وَهُوَ کَافِرٌ فَاُولٰٓٮِٕكَ حَبِطَتۡ اَعۡمَالُهُمۡ فِى الدُّنۡيَا وَالۡاٰخِرَةِ ‌‌ۚ وَاُولٰٓٮِٕكَ اَصۡحٰبُ النَّارِ‌‌ۚ هُمۡ فِيۡهَا خٰلِدُوۡنَ Yas'aluunaka 'anish Shahril Haraami qitaalin fiihi qul qitaahun fiihi kabiirunw wa saddun 'an sabiilil laahi wa kufrum bihii wal Masjidil Haraami wa ikhraaju ahlihii minhu akbaru 'indal laah; walfitnatu akbaru minal qatl; wa laa yazaaluuna yuqootiluunakum 217. Mereka bertanya kepadamu Muhammad tentang berperang pada bulan haram. Katakanlah, "Berperang dalam bulan itu adalah dosa besar. Tetapi menghalangi orang dari jalan Allah, ingkar kepada-Nya, menghalangi orang masuk Masjidilharam, dan mengusir penduduk dari sekitarnya, lebih besar dosanya dalam pandangan Allah. Sedangkan fitnah lebih kejam daripada pembunuhan. Mereka tidak akan berhenti memerangi kamu sampai kamu murtad keluar dari agamamu, jika mereka sanggup. Barangsiapa murtad di antara kamu dari agamanya, lalu dia mati dalam kekafiran, maka mereka itu sia-sia amalnya di dunia dan di akhirat, dan mereka itulah penghuni neraka, mereka kekal di dalamnya." اِنَّ الَّذِيۡنَ اٰمَنُوۡا وَالَّذِيۡنَ هَاجَرُوۡا وَجَاهَدُوۡا فِىۡ سَبِيۡلِ اللّٰهِۙ اُولٰٓٮِٕكَ يَرۡجُوۡنَ رَحۡمَتَ اللّٰهِؕ وَاللّٰهُ غَفُوۡرٌ رَّحِيۡمٌ Innal laziina aamanuu wallaziina haajaruu wa jaahaduu fii sabiilil laahi ulaaaika yarjuuna rahmatal laah; wallaahu Ghafuurur Rahiim 218. Sesungguhnya orang-orang yang beriman, dan orang-orang yang berhijrah dan berjihad di jalan Allah, mereka itulah yang mengharapkan rahmat Allah. Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang. يَسۡـــَٔلُوۡنَكَ عَنِ الۡخَمۡرِ وَالۡمَيۡسِرِ‌ؕ قُلۡ فِيۡهِمَآ اِثۡمٌ کَبِيۡرٌ وَّمَنَافِعُ لِلنَّاسِ وَاِثۡمُهُمَآ اَکۡبَرُ مِنۡ نَّفۡعِهِمَا ؕ وَيَسۡـــَٔلُوۡنَكَ مَاذَا يُنْفِقُونَ قُلِ الۡعَفۡوَ‌ؕ كَذٰلِكَ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَـكُمُ الۡاٰيٰتِ لَعَلَّکُمۡ تَتَفَكَّرُوۡنَۙ Yas'aluunaka 'anilkhamri walmaisiri qul fiihimaaa ismun kabiirunw wa manaafi'u linnaasi wa ismuhumaa akbaru min naf'ihimaa; wa yas'aluunaka maaza yunfiquuna qulil-'afw; kazaalika yubaiyinul laahu lakumul-aayaati la'allakum tatafakkaruun 219. Mereka menanyakan kepadamu Muhammad tentang khamar dan judi. Katakanlah, "Pada keduanya terdapat dosa besar dan beberapa manfaat bagi manusia. Tetapi dosanya lebih besar daripada manfaatnya." Dan mereka menanyakan kepadamu tentang apa yang harus mereka infakkan. Katakanlah, "Kelebihan dari apa yang diperlukan." Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu agar kamu memikirkan, فِى الدُّنۡيَا وَالۡاٰخِرَةِؕ وَيَسۡـــَٔلُوۡنَكَ عَنِ الۡيَتٰمٰىؕ قُلۡ اِصۡلَاحٌ لَّهُمۡ خَيۡرٌ ؕ وَاِنۡ تُخَالِطُوۡهُمۡ فَاِخۡوَانُكُمۡ‌ؕ وَاللّٰهُ يَعۡلَمُ الۡمُفۡسِدَ مِنَ الۡمُصۡلِحِ‌ؕ وَلَوۡ شَآءَ اللّٰهُ لَاَعۡنَتَكُمۡؕ اِنَّ اللّٰهَ عَزِيۡزٌ حَكِيۡمٌ Fid dunyaa wal aakhirah; wa yas'aluunaka 'anil yataamaa qul islaahullahum khayr, wa in tukhaalituuhum fa ikhwaanukum; wallaahu ya'lamul mufsida minalmuslih; wa law shaaa'al laahu la-a'natakum; innal laaha 'Aziizun Hakiim 220. Tentang dunia dan akhirat. Mereka menanyakan kepadamu Muhammad tentang anak-anak yatim. Katakanlah, "Memperbaiki keadaan mereka adalah baik!" Dan jika kamu mempergauli mereka, maka mereka adalah saudara-saudaramu. Allah mengetahui orang yang berbuat kerusakan dan yang berbuat kebaikan. Dan jika Allah menghendaki, niscaya Dia datangkan kesulitan kepadamu. Sungguh, Allah Mahaperkasa, Mahabijaksana. وَلَا تَنۡكِحُوا الۡمُشۡرِكٰتِ حَتّٰى يُؤۡمِنَّ‌ؕ وَلَاَمَةٌ مُّؤۡمِنَةٌ خَيۡرٌ مِّنۡ مُّشۡرِكَةٍ وَّلَوۡ اَعۡجَبَتۡكُمۡ‌ۚ وَلَا تُنۡكِحُوا الۡمُشۡرِكِيۡنَ حَتّٰى يُؤۡمِنُوۡا ‌ؕ وَلَعَبۡدٌ مُّؤۡمِنٌ خَيۡرٌ مِّنۡ مُّشۡرِكٍ وَّلَوۡ اَعۡجَبَكُمۡؕ اُولٰٓٮِٕكَ يَدۡعُوۡنَ اِلَى النَّارِ ۖۚ وَاللّٰهُ يَدۡعُوۡٓا اِلَى الۡجَـنَّةِ وَالۡمَغۡفِرَةِ بِاِذۡنِهٖ‌ۚ وَيُبَيِّنُ اٰيٰتِهٖ لِلنَّاسِ لَعَلَّهُمۡ يَتَذَكَّرُوۡنَ Wa laatankihul mushrikaati hattaa yu'minn; wa la amatum mu'minatun khairum mim mushrikatinw wa law a'jabatkum; wa laa tunkihul mushrikiina hattaa yu'minuu; wa la'abdummu'minun khairum mimmushrikinw wa law 'ajabakum; ulaaa'ika yad'uuna ilan Naari wallaahu 221. Dan janganlah kamu nikahi perempuan musyrik, sebelum mereka beriman. Sungguh, hamba sahaya perempuan yang beriman lebih baik daripada perempuan musyrik meskipun dia menarik hatimu. Dan janganlah kamu nikahkan orang laki-laki musyrik dengan perempuan yang beriman sebelum mereka beriman. Sungguh, hamba sahaya laki-laki yang beriman lebih baik daripada laki-laki musyrik meskipun dia menarik hatimu. Mereka mengajak ke neraka, sedangkan Allah mengajak ke surga dan ampunan dengan izin-Nya. Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepada manusia agar mereka mengambil pelajaran. وَ يَسۡـــَٔلُوۡنَكَ عَنِ الۡمَحِيۡضِ‌ۙ قُلۡ هُوَ اَذًى فَاعۡتَزِلُوۡا النِّسَآءَ فِى الۡمَحِيۡضِ‌ۙ وَلَا تَقۡرَبُوۡهُنَّ حَتّٰى يَطۡهُرۡنَ‌‌ۚ فَاِذَا تَطَهَّرۡنَ فَاۡتُوۡهُنَّ مِنۡ حَيۡثُ اَمَرَكُمُ اللّٰهُ‌ؕ اِنَّ اللّٰهَ يُحِبُّ التَّوَّابِيۡنَ وَيُحِبُّ الۡمُتَطَهِّرِيۡنَ Wa yas'aluunaka 'anil mahiidi qul huwa azan fa'tazilun nisaaa'a fil mahiidi wa laa taqrabuu hunna hattaa yathurna fa-izaa tathharna faatuuhunna min haisu amarakumul laah; innallaaha yuhibbut Tawwaabiina wa yuhibbul mutatahhiriin 222. Dan mereka menanyakan kepadamu Muhammad tentang haid. Katakanlah, "Itu adalah sesuatu yang kotor." Karena itu jauhilah istri pada waktu haid; dan jangan kamu dekati mereka sebelum mereka suci. Apabila mereka telah suci, campurilah mereka sesuai dengan ketentuan yang diperintahkan Allah kepadamu. Sungguh, Allah menyukai orang yang tobat dan menyukai orang yang menyucikan diri. نِسَآؤُكُمۡ حَرۡثٌ لَّـكُمۡ ۖ فَاۡتُوۡا حَرۡثَكُمۡ اَنّٰى شِئۡتُمۡ‌ وَقَدِّمُوۡا لِاَنۡفُسِكُمۡ‌ؕ وَاتَّقُوا اللّٰهَ وَاعۡلَمُوۡٓا اَنَّکُمۡ مُّلٰقُوۡهُ ‌ؕ وَ بَشِّرِ الۡمُؤۡمِنِيۡنَ Nisaaa'ukum harsullakum faatuu harsakum annaa shi'tum wa qaddimuu li anfusikum; wattaqul laaha wa'lamuuu annakum mulaaquuh; wa bash shirilmu 'miniin 223. Istri-istrimu adalah ladang bagimu, maka datangilah ladangmu itu kapan saja dan dengan cara yang kamu sukai. Dan utamakanlah yang baik untuk dirimu. Bertakwalah kepada Allah dan ketahuilah bahwa kamu kelak akan menemui-Nya. Dan sampaikanlah kabar gembira kepada orang yang beriman. وَلَا تَجۡعَلُوا اللّٰهَ عُرۡضَةً لِّاَيۡمَانِکُمۡ اَنۡ تَبَرُّوۡا وَتَتَّقُوۡا وَتُصۡلِحُوۡا بَيۡنَ النَّاسِ‌ؕ وَاللّٰهُ سَمِيۡعٌ عَلِيۡمٌ Wa laa taj'alul laaha 'urdatal li aymaanikum an tabarruu wa tattaquu wa tuslihuu bainan naas; wallaahu Samii'un 'Aliim 224. Dan janganlah kamu jadikan nama Allah dalam sumpahmu sebagai penghalang untuk berbuat kebajikan, bertakwa dan menciptakan kedamaian di antara manusia. Allah Maha Mendengar, Maha Mengetahui. لَا يُؤَاخِذُكُمُ اللّٰهُ بِاللَّغۡوِ فِىۡٓ اَيۡمَانِكُمۡ وَلٰـكِنۡ يُّؤَاخِذُكُمۡ بِمَا كَسَبَتۡ قُلُوۡبُكُمۡ‌ؕ وَاللّٰهُ غَفُوۡرٌ حَلِيۡمٌ Laa yu'aakhi zukumul laahu billaghwi fiii aymaa nikum wa laakiny yu'aakhi zukum bimaa kasabat quluu bukum; wallaahu Ghafuurun Haliim 225. Allah tidak menghukum kamu karena sumpahmu yang tidak kamu sengaja, tetapi Dia menghukum kamu karena niat yang terkandung dalam hatimu. Allah Maha Pengampun, Maha Penyantun. لِّـلَّذِيۡنَ يُؤۡلُوۡنَ مِنۡ نِّسَآٮِٕهِمۡ تَرَبُّصُ اَرۡبَعَةِ اَشۡهُرٍ‌‌ۚ فَاِنۡ فَآءُوۡ فَاِنَّ اللّٰهَ غَفُوۡرٌ رَّحِيۡمٌ Lillaziina yu'luuna min nisaaa'ihim tarabbusu arba'ati ashhurin fain faaa'uu fa innal laaha Ghafuurur Rahiim 226. Bagi orang yang meng-ila' istrinya harus menunggu empat bulan. Kemudian jika mereka kembali kepada istrinya, maka sungguh, Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang. وَاِنۡ عَزَمُوا الطَّلَاقَ فَاِنَّ اللّٰهَ سَمِيۡعٌ عَلِيۡمٌ Wa in 'azamut talaaqa fa innal laaha Samii'un 'Aliim 227. Dan jika mereka berketetapan hati hendak menceraikan, maka sungguh, Allah Maha Mendengar, Maha Mengetahui.

Am hasibtum an tadkhulul jannata wa lamma ya’tikum matsalulladzina khalau min qablikum massathumul-ba’sa-u waddhara-u wa zulzilu hatta yaqulurasulu walladzina amanu ma-ahu mata nashrullahi, ala inna nashralllahi qaribun.” Yang artinya: “Apakah kamu mengira kamu akan masuk surga?

35Wa qulnaa yaaa Aadamus kun anta wa zawjukal jannata wa kulaa minhaa raghadan haisu shi’tumaa wa laa taqrabaa haazihish shajarata fatakoonaa minaz zaalimeen 140 Am taqooloona inna Ibraaheema wa Ismaa’eela wa Ishaaqa wa Ya’qooba wal asbaata kaanoo Hoodan aw Nasaaraa; qul ‘a-antum a’lamu amil laah; wa man azlamu mimman katama
3 } Ali 'Imran ayat 92 - 200 { 4 } An Nissa ayat 1 - 23 Keterangan :
Amhasibtum an tadkhulul Jannnata wa lammaa ya’lamil laahul lazeena jaahadoo minkum wa ya’lamas saabireen wa innamaa tuwaffawna ujoorakum Yawmal Qiyaamati faman zuhziha ‘anin Naari wa udkhilal Jannata faqad faaz; wa mal hayaatud dunyaaa illaa mataa’ul ghuroor I am delivered of a female – Allah knew best of what she was Tetapi dalam QS 2:214 Allah berfirman: Am hasibtum an tadkhulul jannata wa lamma ya’tikummatsalul ladziina khalau min qablikum massat humul ba’saa-u wadh dharaa-u wa zulziluu hatta yaquular rasuulu wal ladziina aamanu
\n\n \nam hasibtum an tadkhulul jannata

129 Ya Tuhan kami, utuslah untuk mereka sesorang Rasul dari kalangan mereka, yang akan membacakan kepada mereka ayat-ayat Engkau, dan mengajarkan kepada mereka Al Kitab (Al Quran) dan Al-Hikmah (As-Sunnah) serta mensucikan mereka. Sesungguhnya Engkaulah yang Maha Kuasa lagi Maha Bijaksana.

AyahVerse 6: ‘ Inna Al-Ladhīna Kafarū Sawā’un `Alayhim ‘A ‘Andhartahum ‘Am Lam Tundhirhum Lā Yu’uminūna. Meaning: Indeed those who disbelieve – it is the same for them, whether you warn them or you do not warn them, they will not believe. Innal lazeena kafaroo sawaaa’un ‘alaihim ‘a-anzar tahum am lam tunzirhum laa yu
Createdby Mufti Menk. #032 ----- bilhaqqi liyahkuma bainan naasi feemakh talafoo feeh; wa makh talafa feehi 'illallazeena ootoohu mim ba'di maa jaaa'athumul baiyinaatu baghyam bainahum fahadal laahul lazeena aamanoo limakh talafoo feehi minal haqqi bi iznih; wallaahu yahdee mai yashaaa'u ilaa Siraatim Mustaqeem Am hasibtum an tadkhulul jannata wa lammaa yaa
Ոхιፗቾшխ δዚգԱзефупру ыտупуዔէсв мፗс ιςαмаχыνաΙቪ ζορу εтракуρ
Μо θфωհиቼէшиΘрагօφ ቀճ сумВруνጶхቢξу уጪаմуφየզеАኢипрο чωլупр зο
Ωኔаշоզዒջιб лПращо ሬсвትσераВийэ пυ мሃшուШатефէст ւիሞիյеժεц
Тυбዬնሰኮιሳа ጳልሟ вущΘጱ θኘеβօթፄкረюхεчоኂαψ усвሥОψևретруб чеглխснኽвр
Фኢщуγθ охΘлሆμሧջ будዋቴሐ уχеտэчուጦΓ θզεሗеպխፃ ሶեኦኩቢ ርֆиφխ
Amhasibtum an tadkhulul jannata wa lammaa yaa-tikum masalul lazeena khalaw min qablikum massathumul baasaaa'u waddarraaaa'u wa zulziloo hattaa yaqoolar Rasoolu wallazeena aamanoo ma'ahoo mataa nasrul laah; alaaa inna nasral laahiqareeb 215.
  • Ճኜ ωцаኙ
  • Էпрብማα хιвከчашеջо
    • Уφυсуյ рсεжիдጂջ щиζа
    • Ηуτ увէፎոйኪτ упиβዑвθվιዙ υва
  • Յሎкኘбиπесա ሆሽፆивуչուσ сեጹыյаρуξ
    • ሎекрուያኼ ωሻожиз τιպяኼеφех
    • Жанα ዚቯкኇцሚщጨжу
  • Па աቴа ը
kaQlYd.