Sebuahmikrometer sekrup digunakan untuk mengukur diameter uang logam dan hasil pengukurannya seperti pada gambar. Hasil pengukurannya adalah 2,07 mm. 2,17 mm. 2,50 mm. 2,57 mm. 2,70 mm. Pembahasan: Mikrometer sekrup memiliki dua skala, yaitu skala utama dan skala nonius.
Hasilpengukuran diameter logam dengan menggunakan mikrometer sekrup di bawah adalah? 17,40 mm; 17,43 mm; 17,50 mm; 17,90 mm; 17,93 mm; Jawaban: A. 17,40 mm. Dilansir dari Encyclopedia Britannica, hasil pengukuran diameter logam dengan menggunakan mikrometer sekrup di bawah adalah 17,40 mm.
MHMahasiswa/Alumni Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya07 Juli 2022 1144Jawaban yang benar adalah c. alkohol dan soda Massa jenis adalah hasil bagi antara massa dengan volume. Massa jenis dirumuskan Ï = m/V dimana Ï = massa jenis kg/m³ m = massa kg V = volume m³ Diketahui Minyak Ï = 800 kg/m³ V = 10 m³ Air Ï = kg/m³ V = 15 m³ Alkohol Ï = 900 kg/m³ V = 20 m³ Bensin Ï = 800 kg/m³ V = 25 m³ Soda Ï = 600 kg/m³ V = 30 m³ Ditanya Fluida yang memiliki massa sama = ... Jawab Minyak Ï = m/V 800 = m/10 m = 800 × 10 m = kg Air Ï = m/V = m/15 m = × 15 m = kg Alkohol Ï = m/V 900 = m/20 m = 900 × 20 m = kg Bensin Ï = m/V 800 = m/25 m = 800 × 25 m = kg Soda Ï = m/V 600 = m/30 m = 600 × 30 m = kg Jadi, fluida yang memiliki massa yang sama adalah alkohol dan soda Oleh karena itu, jawaban yang benar adalah cYah, akses pembahasan gratismu habisDapatkan akses pembahasan sepuasnya tanpa batas dan bebas iklan!
Dalampengukuran tunggal, pengganti x0 adalah nilai hasil . Tunggal diameter 600 mili meter pada proyek pltu pangkalan susu dan. Dalam materi pengukuran ini, akan ada beberapa yang dibahas yakni konsep besaran. Hasil pengukuran tunggal biasa ditulis sebagai berikut. 6) mencatat hasil pengukuran diameter uang logam pada tabel hasil pengamatan, dan.
Ketidakpastianpengukuran tunggal . Pengukuran tunggal merupakan pengukuran yang hanya dilakukan satu kali. Nilai ketidakpastian (Δx) pada pengukuran tunggal diperhitungkan dari skala terkecil (nst) alat ukur yang dipakai. =\frac{1}{2}\times0,1=0,05$ . Hasil pengukuran tunggal ini dituliskan sebagai $\small L=10\pm0,05$ cm. 2
ArticlePDF AvailableAbstractUang sebagaimana diketahui sebagai alat pembayaran baik barang maupun jasa, memiliki bentuk fisik dalam bentuk kertas dan logam. Uang logam Rupiah biasanya terbuat dari bahan alumunium atau nikel. Setiap kepingnya memiliki tekstur tertentu pada sisi uang untuk membedakan tiap pecahan. Di Indonesia terdapat 4 jenis uang logam yang beredar saati ini, yaitu pecahan Rp. 100, 200, 500 dan 1000 rupiah. Uang logam jika dalam jumlah banyak dan bercampur akan merepotkan jika harus dipisahkan dan dihitung satu demi satu. Untuk itu diperlukan suatu alat yang dapat berfungsi untuk memilah dan sekaligus menghitung jumlah uang logam. Pada jurnal ini telah dirancang dan dibuat suatu alat pemilah dan penghitung uang logam menggunakan sensor TCRT5000. Pemilahan uang logam yang ada berdasarkan diameter dari masing-masing uang logam, dan sensor digunakan untuk menghitung berapa nominal yang sudah tertampung dalam wadah yang disediakan. Hasil pengujian didapatkan dari 100 kali percobaan uang logam rupiah terdapat 2 percobaan tidak terdeteksi oleh sensor. Pengujian uang logam Rp200 rupiah terdapat juga 2 kali percobaan tidak tereteksi oleh sensor. Pengujian uang logam rupiah dan rupiah tidak ada kegagalan pendeteksian ataupun penyortiran. Jadi, dari pengujian tersebut dapat disimpulkan bahwa tingkat akurasi pendeteksian uang logam dan rupiah sebesar 98%, dan pendeteksian uang logam dan rupiah memiliki tingkat akurasi sebesar 100%. Dari sisi penyortiran, semua koin yang diuji bisa masuk ke dalam wadah sesuai dengan diameter dan nominal, sehingga tingkat akurasi penyortiran semua uang logam memiliki tingkat akurasi 100%. Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for freeAuthor contentAll content in this area was uploaded by Slamet Indriyanto on Jul 16, 2020 Content may be subject to copyright. OPEN ACCESS JOURNAL OF TELECOMMUNICATION, ELECTRONICS, AND CONTROL ENGINEERING JTECE ISSN 2654-8275 ONLINE JTECE. VOL. 02, NO. 01, JAN 2020 Pemilah dan Penghitung Uang Logam Berdasarkan Diameter Menggunakan Sensor TCRT5000 Slamet Indriyanto1, Rahmat Widadi2, Luhur Pamukti3 1,2,3Program Studi Teknik Telekomunikasi, Fakultas Teknik Telekomunikasi dan Elektro, Institut Teknologi Telkom Purwokerto Jl. Panjaitan Purwokerto, Jawa Tengah, Indonesia 1slamet 2rahmat 316201086 Received on 17-11-19, accepted on 29-05-20, published on 29-05-20 Abstrak Uang sebagaimana diketahui sebagai alat pembayaran baik barang maupun jasa, memiliki bentuk fisik dalam bentuk kertas dan logam. Uang logam Rupiah biasanya terbuat dari bahan alumunium atau nikel. Setiap kepingnya memiliki tekstur tertentu pada sisi uang untuk membedakan tiap pecahan. Di Indonesia terdapat 4 jenis uang logam yang beredar saati ini, yaitu pecahan Rp. 100, 200, 500 dan 1000 rupiah. Uang logam jika dalam jumlah banyak dan bercampur akan merepotkan jika harus dipisahkan dan dihitung satu demi satu. Untuk itu diperlukan suatu alat yang dapat berfungsi untuk memilah dan sekaligus menghitung jumlah uang logam. Pada jurnal ini telah dirancang dan dibuat suatu alat pemilah dan penghitung uang logam menggunakan sensor TCRT5000. Pemilahan uang logam yang ada berdasarkan diameter dari masing-masing uang logam, dan sensor digunakan untuk menghitung berapa nominal yang sudah tertampung dalam wadah yang disediakan. Hasil pengujian didapatkan dari 100 kali percobaan uang logam rupiah terdapat 2 percobaan tidak terdeteksi oleh sensor. Pengujian uang logam Rp200 rupiah terdapat juga 2 kali percobaan tidak tereteksi oleh sensor. Pengujian uang logam rupiah dan rupiah tidak ada kegagalan pendeteksian ataupun penyortiran. Jadi, dari pengujian tersebut dapat disimpulkan bahwa tingkat akurasi pendeteksian uang logam dan rupiah sebesar 98%, dan pendeteksian uang logam dan rupiah memiliki tingkat akurasi sebesar 100%. Dari sisi penyortiran, semua koin yang diuji bisa masuk ke dalam wadah sesuai dengan diameter dan nominal, sehingga tingkat akurasi penyortiran semua uang logam memiliki tingkat akurasi 100%. Keywords Sortir, Uang Logam, Sensor TCRT5000, Arduino UNOI. PENDAHULUAN Uang merupakan alat tukar yang dapat digunakan dan diterima oleh masyarakat luas sebagai alat pembayaran jual beli barang maupun jasa. Adanya uang memberikan alternatif untuk masyarakat dalam melakukan suatu transaksi jual beli sehingga lebih memudahkan dan efisien. Secara umum bentuk fisik uang terdiri dari dua jenis yaitu uang kertas dan uang logam. Di Indonesia, pecahan uang logam yang beredar saat ini ada 4 yaitu pecahan 100, 200, 500 dan 1000 rupiah. Untuk menghitung uang logam tinggal menghitung seperti biasa dengan memilah dan menghitung berdasarkan pecahan uang logam tersebut. Jika uang logam yang dihitung dalam jumlah sedikit, masih memungkinan untuk melakukannya secara manual. Namum, ini akan menjadi masalah jika uang yang perlu dihitung dan dipilah dalam jumlah banyak. Untuk itu diperlukan suatu alat pemilah dan penghitung untuk mempermudah proses tersebut. SLAMET INDRIYANTO et al. PEMILAH DAN PENGHITUNG UANG LOGAM BERDASARKAN DIAMETER MENGGUNAKAN SENSOR TCRT5000 9 Alat penghitung uang logam yang ada dipasaran memiliki harga yang tidak murah, untuk itu pada penelitian ini akan dibahas alat pemilah dan penghitung uang logam berbiaya murah. Pada penelitian ini menggunakan sensor TCRT5000 untuk mendeteksi uang logam. proses pemilahan dan penghitungan dilakukan berdasarkan diameter dari uang logam yang masuk melewati lubang sesuai dengan ukurannya. Sebagai platform hardware mikrokontroler digunakan Arduino uno R3, LCD 16x2 digunakan untuk menampilkan nominal uang logam yang terdeteksi dan menghitung total uang yang terkumpul. Sistem ini diharapkan mampu membantu untuk menghitung dan memilah uang logam atau uang koin secara otomatis. II. KAJIAN PUSTAKA Darmawan Prastya pada penelitiannya yang berjudul “Rancang Bangun Alat Penghitung Uang Logam Yang Terhubung Dengan Komputer Untuk Proses Data Basenya” Dengan Tabungan Berbasis mikrokontroler ATMEGA 8535, alat ini mempermudah dalam menabung uang dan bisa dipantau berapa uang yang telah ditabung. Sensor yang digunakan yaitu photodioda yang disusun sesuai diameter uang logam. Apabila uang logam dimasukan, maka sensor photodioda akan mengirimkan data ke IC Mikrokontroler. Setelah data hasil pengukuran uang logam didapatkan, maka data tersebut akan diproses oleh IC Mikrokontroler kemudian dijumlahkan hasilnya dan ditampilkan melalui program Visual Basic. [1] Penelititan Sari Karyanto yang berjudul “Prototipe Mesin Penyeleksi dan Penghitung Uang Logam Berbasis Mikrokontroler ATMEL AVR AT90S8515”. Penelitian ini bertujuan mengembangkan konsep mekatronika penghitung uang kertas untuk diterapkan pada uang logam. Penerapannya berupa hasil tampilan dalam jumlah satuan rupiah pada LCD dan bukan angka jumlah satuan oleh seven segment. Pembuatan perangkat keras dan lunak dari prototipe mesin penyeleksi dan penghitung uang logam ini berbasis mikrokontroler AVR AT9058515. Metode yang digunakan untuk penyeleksian dan penghitungan pada penelitian ini yaitu tiap-tiap jenis pecahan nominal dari uang logam tersebut dibuat dengan dimensi yang berbeda-beda pula sesuai nilai nominalnya, perbedaannya adalah ketebalan dan diameter dari masing-masing pecahan untuk jenis bahan yang sama. Untuk pecahan nominal 50-an memiliki dimensi yang terkecil, berturut-turut sampai yang berdimensi terbesar, yaitu pecahan nominal 1000-an. Perbedaan dimensi dari tiap-tiap jenis pecahan nilai nominal ini bisa diidentifikasi secara elektronik, terutama diameternya. Hasil yang diperoleh pada penelitian ini adalah prototipe yang mampu membedakan dan menghitung empat jenis uang logam tertentu dalam satuan rupiah, namun masih memiliki keterbatasan seperti kecepatan perhitungan dan 4 jenis uang yang dapat dihitung. [2] Penelitian berikutnya oleh Ray Anthony C. Reyes dkk, yang berjudul “Coin Sorting and Counting Machine”. Metode penyortiran dan perhitungan pada penelitian ini adalah dengan sebuah piringan yang berputar dimana terdapat lubang sesuai dengan diameter koin. Piringan ini diputar oleh motor AC, bagian ini juga merupakan jalan masing-masing koin ke wadah. Sensor phototransistor yang terletak disetiap jalur koin berfungsi untuk menghitung koin tersebut, PIC 16f877 digunakan sebagai mikrokontroler [3]. A. Arduino UNO Arduino adalah suatu development board mikrokontroler, yang dirancang untuk memudahkan dalam membuat prototipe atau bahkan hingga produk jadi. Modul elektronik lain juga dapat digabungkan dengan Arduino sehingga menjadi lebih effisien. [4] Arduino Uno adalah salah satu jenis Arduino yang paling banyak digunakan oleh para hobi elektronika, dengan menggunakan mikrokontroler ATmega328. Arduino uno memiliki 14 digital General purpose input output GPIO dengan 6 pin diantaranya dapat digunakan sebagai output PWM, terdapat 6 pin analog input, pin ICSP yang berfungsi untuk memprogram Arduino dengan software lain, dan juga memiliki port USB tipe B. [5] Tabel I. Spesifikasi Arduino Tegangan Input rekomendasi 14 pin 6 pin Output PWM SLAMET INDRIYANTO et al. PEMILAH DAN PENGHITUNG UANG LOGAM BERDASARKAN DIAMETER MENGGUNAKAN SENSOR TCRT5000 10 32 KB Atmega 328 KB digunakan untuk bootloader B. Sensor TCRT5000 Sensor TCRT500 adalah sensor yang terdiri dari inframerah transmitter dan fototransistor receiver terpadu dalam satu modul. Phototransistor adalah salah satu jenis transistor dengan kaki basisnya berupa komponen fotokonduktif, ini membuat fungsi dari kaki basis dapat diatur sesuai dengan besarnya intensitas cahaya yang diterima oleh fotokonduktif. Cara kerjanya yaitu ketika phototransistor tidak menerima cahaya maka phototransistor tidak aktif, sehingga aliran arus I tidak mengalir dari kolektor C menuju emiter E sehingga Vout tinggi. Ketika menerima cahaya maka phototransistor aktif, sehingga Vout rendah. [6] Gambar 1. Cara kerja Phototransistor Tabel II. Spesifikasi TCRT5000 Voltage - Collector Emitter Breakdown Max Current - Collector Ic Max Current - DC Forward If SLAMET INDRIYANTO et al. PEMILAH DAN PENGHITUNG UANG LOGAM BERDASARKAN DIAMETER MENGGUNAKAN SENSOR TCRT5000 11 C. Uang Logam Uang logam Rupiah biasanya terbuat dari bahan alumunium atau nikel. Setiap kepingnya memiliki tekstur tertentu pada sisi uang untuk membedakan tiap pecahan. Setiap kepingnya memiliki gambar timbul dibagian depan dan belakang yang mewakili ciri khas kebudayaan dan kekayaan Indonesia [7]. Gambar 3. Uang Logam Rp100 Pada gamabar 3 merupakan gambar bentuk uang logam 200, 500 dan 1000 rupiah. Tabel III. Spesifikasi Uang Logam III. METODE PENELITIAN Metode penelitian pada jurnal ini disusun berdasarkan flowchart berikut ini Pengujian AlatAda Kesala han ?SelesaiPerbaikiYATIDAKPengumpulan DataAStudi LiteraturMulaiAnalisi KebutuhanPerancangan Perangkat KerasPerancangan Perangkat Lunak Dan Instalasi ProgramAGambar 4. Flowchart alur penelitian Alur penelitian ini diawali dengan studi literatur, dimana pada tahap ini dilakukan pengumpulan data referensi baik dari buku maupun jurnal terkait dengan topik. Kemudian dilanjutkan dengan analisis kebutuhan baik itu kebutuhan fungsional maupun non fungsional. Perancangan perangkat keras ini dilakukan untuk mempermudah proses yang dilakukan secara bertahap. Perancangan perangkat lunak dan instalasi program, dimana pada tahap ini dibuat flowchart perancangan perangkat lunak. Selanjutnya pengujian alat dimana tujuannya untuk menguji alat yang telah dibuat apakah sesuai dengan yang diharapkan dan dapat berfungsi dengan baik. Tahap selanjutnya dilakukan dengan menguji setiap bagian blok sistem, apabila terjadi kesalahan maka akan lakukan perbaikan dan dilakukan pengujian ulang sampai tidak terjadi kesalahan lagi. Tahap terakhir adalah pegumpulan data yang diperoleh dari pengujian sistem. SLAMET INDRIYANTO et al. PEMILAH DAN PENGHITUNG UANG LOGAM BERDASARKAN DIAMETER MENGGUNAKAN SENSOR TCRT5000 12 A. Blok Diagram Sistem Blok diagram dari sistem yang dibuat ditunjukkan pada gambar berikut Gambar 5. Blok Diagram Sistem Gambar 5 menunjukkan blok diagram sistem penghitung dan penyortir uang logam berbasis arduino Uno. Tegangan suplay sistem didapat dari blok power suply. Terdapat 4 buah sensor TCRT5000 yang masing-masing sensor di set untuk mendeteksi uang logam yang masuk sesuai dengan diameter uang logam. Hasil deteksi tersebut dibaca mikrokontroler kemudian akan dihitung jumlah uang logam yang terdeteksi dan ditampilkan ke LCD display. Sensor mendeteksi uang logam mendeteksi uang logam mendeteksi uang logam mendeteksi uang logam pada lcdSelesaiABBCCCCGambar 6. Flowchart Alur Perangkat lunak mikrokontroler Pada gambar 6 menunjukan alur kerja dari mikrokontroler sesuai dengan aplikasi yang dirancang. Mikrokontroler akan berjalan dan melakukan tindakan sesuai dengan program yang diberikan. Pada proses pertama mikrokontroler sensor TCRT5000 mendeteksi uang logam kemudian nominal uang ditampilkan pada LCD. IV. HASIL DAN DISKUSI Bagian ini akan menjelaskan mengenai hasil yang didapat dari sistem yang telah dirancang. Gambar 7 ditunjukkan desain dari alat secara keseluruhan, box yang digunakan terbuat dari bahan triplek. Pada sisi depan terdapat LCD 16x2 untuk menampilkan informasi jumlah uang logam yang terdeteksi. SLAMET INDRIYANTO et al. PEMILAH DAN PENGHITUNG UANG LOGAM BERDASARKAN DIAMETER MENGGUNAKAN SENSOR TCRT5000 13 Gambar 7. Desain Alat Gambar 8. Desain lubang untuk sortir uang logam Gambar 8 merupakan papan sortir yang dirancang dari bahan akrilik untuk menyortir uang logam. Setiap lubang memiliki diameter yang berbeda – beda dan disesuaikan dengan ukuran uang logam dimulai dari diameter paling kecil sebelah kiri hingga diameter paling besar sebelah kanan. Berdasarkan urutan uangnya yaitu dari Papan tersebut di set dengan kemiringan 20o agar uang logam dapat meluncur dengan lancar. Setiap lubang juga memiliki pembatas agar uang logam jatuh ke tempat penampungannya masing – masing. . Gambar 9. Penempatan sensor TCRT5000 SLAMET INDRIYANTO et al. PEMILAH DAN PENGHITUNG UANG LOGAM BERDASARKAN DIAMETER MENGGUNAKAN SENSOR TCRT5000 14 Posisi penempatan sensorTCRT5000 ditunjukkan pada gambar 9, setiap lubang memiliki sensor TCRT5000 yang digunakan untuk mendeteksi setiap uang logam yang jatuh, A. Pengujian Akurasi Sistem Pengujian akurasi pembacaan sensor dari sistem dengan cara melakukan percobaan sebanyak seratus kali pada masing – masing nominal koin dari nominal 100 hingga 1000 rupiah. Gambar 10. Grafik Pengujian Akurasi pendeteksian dan Penyortiran Uang Logam Grafik pengujian akurasi pendeteksian dan penyortiran uang logam ditunjukkan pada gambar 10. Dari grafik tersebut didapatkan bahwa pada pengujian uang logam rupiah terdapat 2 percobaan tidak terdeteksi oleh sensor dari 100 kali percobaan. Kemudian pada pengujian uang logam Rp200 rupiah terdapat juga 2 kali percobaan tidak tereteksi oleh sensor dari 100 kali percobaan. Pada pengujian uang logam rupiah dan rupiah tidak ada kegagalan pendeteksian ataupun penyortiran. Jadi, dari pengujian tersebut dapat disimpulkan bahwa tingkat akurasi pendeteksian uang logam rupiah sebesar 98%, kemudian tingkat akurasi pendeteksian uang logam rupiah sebesar 98%, dan untuk pendeteksian uang logam rupiah dan rupiah memiliki tingkat akurasi sebesar 100%. Kemudian jika dilihat dari sisi penyortiran, semua koin yang diuji bisa masuk ke dalam wadah sesuai dengan diameter dan nominal, sehingga tingkat akurasi penyortiran semua uang logam memiliki tingkat akurasi 100%. V. KESIMPULAN Kesimpulan dari jurnal ini yaitu uang logam disortir berdasarkan diameter, pada sebuah papan yang dilubangi berdasarkan diameter masing - masing uang logam tersebut. Pada masing - masing lubang tersebut diberi sensor TCRT5000 untuk mendeteksi uang logam dengan cara merefleksikan sinar inframerah pada uang logam yang tersortir kemudian diterima oleh foto transistor. Dari hasil pengujian akurasi pendeteksian uang logam rupiah memiliki tingkat akurasi 98%, untuk uang logam memilii tingkat akurasi 98%, Sementara tingkat akurasi untuk pendeteksian uang logam dan adalah 100%. Sedangkan untuk tingkat akurasi penyortiran semua uang logam memiliki tingkat akurasi yang sama yaitu 100%. 98 98 100 100220 0100 100 100 1000 0 0 Akurasi Deteksi Sensor dan Penyortiran Uang LogamTerdeteksi Tidak Terdeteksi Tersortir Tidak Tersortir SLAMET INDRIYANTO et al. PEMILAH DAN PENGHITUNG UANG LOGAM BERDASARKAN DIAMETER MENGGUNAKAN SENSOR TCRT5000 15 REFERENSI D. Prastya, "Rancang Bangun Alat Penghitung Uang Logam Yang Terhubung Dengan Komputer Untuk Proses Data Basenya," Teknik Komputer Politeknik Negeri Sriwijaya, Palembang, 2016. S. Karyanto, "Prototipe Mesin Penyeleksi dan Penghitung Uang Logam Berbasis Mikrokontroler ATMEL AVR AT90S8515," Fakultas Teknik Universitas Diponegoro, 2011. R. Anthony C. Reyes, dkk "Coin Sorting and Counting Machine," Mapua Institute of Technology, 2008. S. Suhaeb, Buku Ajar Mikrokontroler dan Interface, Makasar, 2017. Y. D. P. Junaidi, Project Sistem Kendali Elektronik Berbasis Arduino, Bandar Lampung AURA, 2018. T. D. Suyadhi, "Phototransistor," 4 Oktober 2014. [Online]. Available [Accessed 10 Oktober 2019]. B. Indonesia, "Kenali Ciri-ciri Uang Rupiah Logam Anda," 19 September 2015. [Online]. Available / [Accessed 23 September 2019]. Rancang Bangun Alat Penghitung Uang Logam Yang Terhubung Dengan Komputer Untuk Proses Data BasenyaD PrastyaD. Prastya, "Rancang Bangun Alat Penghitung Uang Logam Yang Terhubung Dengan Komputer Untuk Proses Data Basenya," Teknik Komputer Politeknik Negeri Sriwijaya, Palembang, Mesin Penyeleksi dan Penghitung Uang Logam Berbasis Mikrokontroler ATMEL AVR AT90S8515S KaryantoS. Karyanto, "Prototipe Mesin Penyeleksi dan Penghitung Uang Logam Berbasis Mikrokontroler ATMEL AVR AT90S8515," Fakultas Teknik Universitas Diponegoro, Sorting and Counting MachineAnthony C ReyesR. Anthony C. Reyes, dkk "Coin Sorting and Counting Machine," Mapua Institute of Technology, Ajar Mikrokontroler dan Interface, MakasarS SuhaebS. Suhaeb, Buku Ajar Mikrokontroler dan Interface, Makasar, Ciri-ciri Uang Rupiah Logam AndaB IndonesiaB. Indonesia, "Kenali Ciri-ciri Uang Rupiah Logam Anda," 19 September 2015. [Online]. Available / [Accessed 23 September 2019].
Adapundata kontinu adalah data yang diperoleh dari hasil mengukur, misalnya data tinggi badan dan data berat badan. Tabel Frekuensi Data Tunggal Penyajian data tunggal dalam bentuk tabel dinamakan distribusi frekuensi data tunggal. Agar pembahasan lebih jelas, perhatikan contoh berikut. seorang wasit menggunakan uang logam untuk Mengukur panjang diameter, ketebalan, massa, volume, dan massa jenis uang logam panjang diameter, ketebalan, massa, volume, dan massa jenis uang logam mengukur suatu besaran fisika, hasil pengukuran selalu dihinggapi ketidakpastian . Ketidakpastian dalam pengukuran adalah patokan atau standar yang menetapkan rentang nilai yang di dalamnya ditemukan nilai perkiraan yang diukur. Sebab hasil dari pengukuran tidak menjamin ketepatannya. Adapun penyebab ketidakpastian adalah sebagai berikut.1RANCANG BANGUN ALAT PENGHITUNG UANG LOGAM YANG TERHUBUNG DENGAN KOMPUTER UNTUK PROSES DATA BASENYA Laporan Ini Disusun Untuk Memenuhi Persyaratan Me Author: Ida Pranata. 6 downloads 54 Views 114KB Size. Report. DOWNLOAD PDF. Recommend Documents. RANCANG BANGUN ALAT PENGHITUNG BIBIT IKAN OTOMATIS .
Bagaimana cara membaca hasil pengukuran yang menggunakan mikrometer sekrup? Apa saja bagian-bagian penting dari alat ukur ini? Ada beragam jenis alat untuk mengukur panjang atau ketebalan suatu benda, salah satunya adalah Mikrometer Sekrup. Alat ukur ini memiliki kemampuan untuk mengukur benda yang lebih tipis, seperti ketebalan kertas, triplek, rambut, kawat, dan benda kecil lainnya dengan tingkat ketelitian 10 kali lebih teliti dari jangka sorong, yakni 0,01 sekrup adalah sebuah alat ukur yang bisa mengukur benda dengan satuan ukur yang memiliki ketelitian sampai dengan mm. Dalam penggunaannya alat ukur ini banyak dipakai untuk mengukur besaran panjang, ketebalan benda serta diameter luar sebuah kita belajar tentang cara mengukur dengan mikrometer sekrup, ada baiknya kita mengenal dulu berbagai jenis mikrometer sekrup dan Alat Ukur MikrometerDalam pemakaiannya mikrometer memiliki fungsi utama yaitu mengukur besaran panjang suatu benda dengan presisi. Mikrometer mempunyai tiga jenis umum pengelompokan yang didasarkan pada fungsi utamanya, yakniMikrometer Luar, dipakai untuk mengukur benda contohnya kawat, lapisan-lapisan, blok-blok serta Dalam, dipakai untuk mengukur sebuah garis tengah dari lubang sebuah Kedalaman, dipakai untuk mengukur kedalaman dan ketinggian dari sebuah Bagian Kerangka Penyusun Mikrometer SekrupSecara standar, mikrometer sekrup terdiri dari tujuh bagian penting, yaituSpindle atau poros gerak adalah sebuah silinder yang bisa digerakan menuju atau poros tetap adalah bagiam mikrometer yang berfungsi sebagai penahan saat sebuah benda akan diukur dan ditempatkan diantara anvil dengan adalah tempat terletaknya skala utama satuan milimeter.Thimble merupakan tempat skala nonius atau skala putar atau bingkai adalah bagian dari Mikrometer yang mempunyai bentuk menyerupai huruf C atau U yang umumnya dibuat dari bahan logam tahan panas serta didesain agak tebal dan kuat. Tujuannya adalah untuk meminimalkan terjadinya peregangan yang bisa mengganggu proses pengukuran. Frame juga dilapisi dengan lapisan plastik yang berguna meminimalkan terjadinya transfer panas dari tangan manusia terhadap baja saat proses atau lock adalah bagian yang berfungsi untuk menahan spindle atau poros gerak agar tidak bergerak saat proses pengukuran Knob adalah bagian mikrometer sekrup yang digunakan untuk memutar Spindle poros gerak saat ujung dari Spindle telah dekat dengan benda yang akan di ukur dan kemudian untuk mengencangkan Spindle sampai terdengar suara bunyi. Untuk bisa dipastikan jika ujung Spindle telah menempel sempurna dengan benda yang diukur maka Ratchet diputar sebanyak 2-3 Menggunakan Alat Mikrometer SekrupBagaimanakah cara menggunakan mikrometer sekrup untuk mengukur suatu benda? Inilah langkah-langkahnya1. Langkah pertama, buka pengunci mikrometer sekrup sehingga rahang putar dan pemutar bisa bergerak. 2. Setelah itu, letakkan benda yang akan diukur, misalnya ketebalan koin atau papan triplek. Letakkan benda tersebut di antara dua rahang. 3. Kemudian putar pemutar pada mikrometer sampai rahang putar cukup menempel pada benda. Ingat, ini cukup menempel, jangan sampai terlalu Langkah selanjutnya, putar rachet knob sampai terdengar suara “klik”. Jika sudah, hentikan pemutaran. 5. Kunci pengunci lock agar tidak terjadi perubahan atau pergeseran ukuran. 6. Setelah itu, lihat dan baca skala utama, selanjutnya baca skala nonius yang tepat berada satu garis dengan skala utama. 7. Untuk memperoleh hasil akhir, jumlahkan hasil dari pembacaan skala utama dengan skala lebih jelasnya mengenai tata cara menggunakan mikrometer sekrup dan cara mengukurnya, akan dijelaskan dalam contoh berikut Cara Menghitung dan Membaca Mikrometer SekrupDalam membaca hasil pengukuran mikrometer sekrup, kita akan melihat dua jenis skala, yaitu skala utama dan skala nonius putar. Skala utama terdiri dari deretan angka 0, 1, 2, 3, 4, 5 mm, dan seterusnya yang berada pada bagian atas. Kemudian pada bagian bawah garis utamanya merupakan niai tengah yang bernilai 0,5 adalah skala nonius atau skala putar yang terdiri dari angka 1 sampai dengan 50. Setiap skala putar atau skala nonius berputar mundur 1kali putaran maka skala utama bertambah 0,5 mm. Sehingga dari logika tersebut dapat diperoleh 1 skala putar = 1/100 mm = 0,01 mm. Untuk lebih jelasnya perhatikan gambar di bawah iniNah, pada gambar di bawah ini diumpamakan sebuah bola kecil merah yang akan diukur ketebalannya. Kita akan membaca dan mengetahui ketebalan bola merah iniUntuk membaca dan mengetahui ukuran bola tersebut, pertama kita lihat dulu angka yang tertera pada skala utama main scale, yakni ternyata 4 mm lebih 0,5 mm atau 4,5 mm. Perhatikan gambar iniSelanjutnya, kita lihat angka atau garis skala pada Nonius yang sejajar dengan garis skala utama. Ternyata garis skala Nonius yang tepat sejajar dengan garis skala utama adalah angka 22. Karena skala pada Nonius merupakan per 100 dari skala utama, maka angka 22 itu harus dibagi 100, sehingga menghasilkan 0,22 kita mengetahui nilai skala utama adalah 4,5 mm dan nilai pada skala nonius adalah 0,22 mm, maka ketebalan bola merah tersebut adalah skala utama dijumlahkan dengan skala nonius, yakni 4,5mm + 0,22mm = 4,72 mm Lihat penjelasan gambarUntuk contoh ke dua, lihat gambar berikut iniPada gambar di atas menunjukkan bahwa skala utama pada Mikrometer Sekrup terlihat di angka 5,5 mm dan skala nonius di angka 0,28 mm, sehingga ukuran benda tersebut dibaca 5,5mm + 0,28mm = 5, ini adalah contoh ke -3Pada gambar di atas menunjukkan bahwa skala utama pada Mikrometer Sekrup terlihat di angka 2 mm dan skala nonius di angka 0,12 mm, sehingga ukuran benda tersebut dibaca 2 mm + 0,12 mm = 2,12 mm. Bagaimana, sudah paham kan? Jika belum mengerti, lihat contoh ke-4 berikut iniPada gambar di atas menunjukkan bahwa skala utama pada Mikrometer Sekrup terlihat di angka 5,5 mm dan skala nonius di angka 0,37 mm, sehingga ukuran benda tersebut dibaca 5,5mm + 0,37mm = 5,87mm. Nah, contoh terakhir pasti akan semakin memantapkan pemahaman gambar di atas menunjukkan bahwa skala utama pada Mikrometer Sekrup terlihat di angka 5,5 mm dan skala nonius di angka 0,30 mm, sehingga ukuran benda tersebut dibaca 5,5mm + 0,30mm = 5,8 Menyajikan Data pada Hasil Pembacaan Mikro meter Sekrup pada LaporanMenyajikan laporan hasil pengukuran menurut ilmu Fisika, harus selalu ada angka relatif lebih kurang. Hal ini karena setiap alat ukur atau pun proses pengukuran tidak dijamin menghasilkan hasil pengukuran yang absolut atau tepat sekali. Mungkin saja, saat pengukuran ada pergeseran alat atau juga cara mengamati yang tidak pas. Oleh karena itu, dalam menyajikan laporan dari pengukuran menggunakan mikrometer sekrup harus ada nilai ketidakpastiannya sebesar 0,005 mm. Nilai 0,005 mm tersebut merupakan setengah dari tingkat keakuratan atau ketelitian mikro meter sekrup yakni 0,01 cara pelaporan data hasil pengukuran alat ini mengikuti pola berikut L = x ± Δ xDimana x adalah hasil yang kita baca dari mikrometer, dengan Δx adalah ketidakpastiannya, dimana Δ x = 1/2 × ketelitian alat. Angka inilah yang harus ditambahkan setelah tanda ± .Misalkan dari sebuah pengukuran yang dilakukan diperoleh nilai tebal sebuah keping uang logam adalah 4,27 penyajian atau pelaporan data dari tebal keping uang logam tadi adalah 4,27 ± 0,005 mmAtau bisa juga menyesuaikan jumlah desimal depan dan belakangnya 4,270 ± 0,005 mmNah, demikianlah sederet contoh tentang cara membaca mikrometer sekrup yang digunakan untuk pengukuran ketebalan benda. Semoga menambah wawasan anda.
39 Hasil ulangan matematika dari 40 siswa diperoleh sebagai berikut : 7 6 7 4 6 8 3 9 8 7 5 8 5 5 9 3 7 7 6 8 4 7 7 6 4 7 5 5 8 5 9 3 7 7 5 8 5 5 6 8. Sajikan data di atas dengan tabel frekuensi data tunggal! 40. Peluang seorang anak akan lulus dalam mengikuti ujian nasional adalah 0,95.Kelas 10 SMAPengukuranPenggunaan Alat UkurAsrul mengukur diameter uang logam pecahan Rp500,00 dengan menggunakan jangka sorong yang hasilnya ditunjukkan oleh gambar berikut. 2 3 0 5 10 Dari gambar tersebut, hasil pengukuran menggunakan jangka sorong tersebut me- nunjukkan angka .... Penggunaan Alat UkurPengukuranPengukuranFisikaRekomendasi video solusi lainnya0133Gambar berikut menampilkan hasil pengukuran mikrometer te...0202Sebuah pipa berbentuk silinder berongga dengan diameter d...0327Suatu termometer X dipakai untuk mengukur suhu air mendid...Teks videohalo friend soal ini meminta kita untuk Menyajikan hasil pengukuran menggunakan jangka sorong seperti yang kita tahu hasil pengukuran kita tulis sebagai HP dapat disajikan dengan HP = X hasil pengamatan saat mengukur plus minus Delta X ketidakpastian pengukuran jadi langkah pertama kita mencari nilai x terlebih dahulu hingga x sama dengan skala utama ditambah skala nonius kita tulis sebagai ASN dikali nilai skala terkecil atau kita tulis NST kita lihat pada gambar skala utamanya pada jangka sorong ini menunjukkan angka 2,3 Plus minusnya terhimpit pada angka 3 dikali nilai skala terkecil pada jangka sorong kita gunakan 0,01 dalam satuan cm maka diperoleh X = 2,3 + 03 hasilnya adalah 2,303 dalam satuan cm kemudian ketidakpastian pengukuran atau Delta X yakni setengah dikali nilai skala terkecil jadi Delta X = setengah dikali 0,01 hasilnya adalah 0,005 dalam satuan cm dari soal ini hasil pengukurannya yakni 2,33 plus minus 0,05 dalam satuan cm karena jawaban ini tidak ada di opsi maka kita tambahkan dengan opsi f. Oke sekian dari saya sampai jumpa di soal nggak pernah instan. Latihan topik lain, yuk!12 SMAPeluang WajibKekongruenan dan KesebangunanStatistika InferensiaDimensi TigaStatistika WajibLimit Fungsi TrigonometriTurunan Fungsi Trigonometri11 SMABarisanLimit FungsiTurunanIntegralPersamaan Lingkaran dan Irisan Dua LingkaranIntegral TentuIntegral ParsialInduksi MatematikaProgram LinearMatriksTransformasiFungsi TrigonometriPersamaan TrigonometriIrisan KerucutPolinomial10 SMAFungsiTrigonometriSkalar dan vektor serta operasi aljabar vektorLogika MatematikaPersamaan Dan Pertidaksamaan Linear Satu Variabel WajibPertidaksamaan Rasional Dan Irasional Satu VariabelSistem Persamaan Linear Tiga VariabelSistem Pertidaksamaan Dua VariabelSistem Persamaan Linier Dua VariabelSistem Pertidaksamaan Linier Dua VariabelGrafik, Persamaan, Dan Pertidaksamaan Eksponen Dan Logaritma9 SMPTransformasi GeometriKesebangunan dan KongruensiBangun Ruang Sisi LengkungBilangan Berpangkat Dan Bentuk AkarPersamaan KuadratFungsi Kuadrat8 SMPTeorema PhytagorasLingkaranGaris Singgung LingkaranBangun Ruang Sisi DatarPeluangPola Bilangan Dan Barisan BilanganKoordinat CartesiusRelasi Dan FungsiPersamaan Garis LurusSistem Persamaan Linear Dua Variabel Spldv7 SMPPerbandinganAritmetika Sosial Aplikasi AljabarSudut dan Garis SejajarSegi EmpatSegitigaStatistikaBilangan Bulat Dan PecahanHimpunanOperasi Dan Faktorisasi Bentuk AljabarPersamaan Dan Pertidaksamaan Linear Satu Variabel6 SDBangun RuangStatistika 6Sistem KoordinatBilangan BulatLingkaran5 SDBangun RuangPengumpulan dan Penyajian DataOperasi Bilangan PecahanKecepatan Dan DebitSkalaPerpangkatan Dan Akar4 SDAproksimasi / PembulatanBangun DatarStatistikaPengukuran SudutBilangan RomawiPecahanKPK Dan FPB12 SMATeori Relativitas KhususKonsep dan Fenomena KuantumTeknologi DigitalInti AtomSumber-Sumber EnergiRangkaian Arus SearahListrik Statis ElektrostatikaMedan MagnetInduksi ElektromagnetikRangkaian Arus Bolak BalikRadiasi Elektromagnetik11 SMAHukum TermodinamikaCiri-Ciri Gelombang MekanikGelombang Berjalan dan Gelombang StasionerGelombang BunyiGelombang CahayaAlat-Alat OptikGejala Pemanasan GlobalAlternatif SolusiKeseimbangan Dan Dinamika RotasiElastisitas Dan Hukum HookeFluida StatikFluida DinamikSuhu, Kalor Dan Perpindahan KalorTeori Kinetik Gas10 SMAHukum NewtonHukum Newton Tentang GravitasiUsaha Kerja Dan EnergiMomentum dan ImpulsGetaran HarmonisHakikat Fisika Dan Prosedur IlmiahPengukuranVektorGerak LurusGerak ParabolaGerak Melingkar9 SMPKelistrikan, Kemagnetan dan Pemanfaatannya dalam Produk TeknologiProduk TeknologiSifat BahanKelistrikan Dan Teknologi Listrik Di Lingkungan8 SMPTekananCahayaGetaran dan GelombangGerak Dan GayaPesawat Sederhana7 SMPTata SuryaObjek Ilmu Pengetahuan Alam Dan PengamatannyaZat Dan KarakteristiknyaSuhu Dan KalorEnergiFisika Geografi12 SMAStruktur, Tata Nama, Sifat, Isomer, Identifikasi, dan Kegunaan SenyawaBenzena dan TurunannyaStruktur, Tata Nama, Sifat, Penggunaan, dan Penggolongan MakromolekulSifat Koligatif LarutanReaksi Redoks Dan Sel ElektrokimiaKimia Unsur11 SMAAsam dan BasaKesetimbangan Ion dan pH Larutan GaramLarutan PenyanggaTitrasiKesetimbangan Larutan KspSistem KoloidKimia TerapanSenyawa HidrokarbonMinyak BumiTermokimiaLaju ReaksiKesetimbangan Kimia Dan Pergeseran Kesetimbangan10 SMALarutan Elektrolit dan Larutan Non-ElektrolitReaksi Reduksi dan Oksidasi serta Tata Nama SenyawaHukum-Hukum Dasar Kimia dan StoikiometriMetode Ilmiah, Hakikat Ilmu Kimia, Keselamatan dan Keamanan Kimia di Laboratorium, serta Peran Kimia dalam KehidupanStruktur Atom Dan Tabel PeriodikIkatan Kimia, Bentuk Molekul, Dan Interaksi AntarmolekulGambarBerikut menampilkan hasil pengukuran mikrometer terhadap sebuah diameter bola logam kecil, maka nilai yang ditunjukkan adalah. . . mm 8.12 8.5 8.52 8.62 9.12 Berdasarkan pilihan diatas, jawaban yang paling benar adalah: D. 8.62. Gambar Berikut menampilkan hasil pengukuran mikrometer terhadap sebuah diameter bola logam kecil, maka Ketidakpastian merupakan salah satu materi fisika yang cukup menarik untuk dibahas. Kalau kebetulan kamu ingin belajar tentang materi ini lebih dalam, simak penjelasan lengkapnya berikut. Kami juga telah menyediakan soal latihan yang bisa dikerjakan untuk mengasah pembahasan ini, kamu bisa belajar mengenai Ketidakpastian. Kamu akan diajak untuk memahami materi dan tentang metode menyelesaikan juga akan memperoleh latihan soal interaktif yang tersedia dalam tiga tingkat kesulitan, yaitu mudah, sedang, dan sukar. Tertarik untuk mempelajarinya?Sekarang, kamu bisa mulai mempelajari materi lewat uraian berikut. Apabila materi ini berguna, bagikan ke teman-teman kamu supaya mereka juga mendapatkan dapat download modul & kumpulan soal dalam bentuk pdf pada link dibawah ini Modul Ketidakpastian Kumpulan Soal Mudah, Sedang & Sukar Definisi Ketidakpastian dalam pengukuran disebabkan oleh adanya kesalahan dalam pengukuran. Ketidakpastian Pengukuran A. Kesalahan Pengukuran Suatu pengukuran selalu disertai oleh ketidakpastian pengukuran yang disebabkan oleh adanya kesalahan dalam pengukuran. Kesalahan adalah penyimpangan nilai yang diukur dari nilai sebenarnya. Kesalahan dapat dikelompokkan menjadi tiga kelompok. 1. Kesalahan umum Kesalahan umum adalah kesalahan yang diakibatkan oleh keterbatasan pada pengamat. Misalnya kurang terampilnya pengamat menggunakan alat ukur, kesalahan membaca hasil pengukuran dan kesalahan-kesalahan paralaks. 2. Kesalahan Sistematik Kesalahan sistematik diakibatkan oleh kesalahan pada instrumen yang digunakan. Beberapa instrumen mungkin dipengaruhi oleh kondisi lingkungan seperti suhu dan tekanan ruangan, medan listrik, medan magnet dan medan gravitasi. 3. Kesalahan acak Kesalahan acak merupakan kesalahan yang berasal dari pengaruh faktor-faktor yang tidak dapat diprediksi dan hanya bersifat sementara. Kesalahan acak terjadi secara kebetulan atau tanpa disengaja dan bervariasi dari pengujian ke pengujian lainnya. Kesalahan acak sulit dihindari disebabkan oleh fluktuasi yang tidak dapat diduga. Sebab-sebab kesalahan acak tidak dapat diketahui dengan pasti tetapi merupakan bagian dari pengaruh yang memiliki kontribusi kesalahan dalam pelaksanaan pengujian. Hasil pengukuran suatu besaran dituliskan sebagai $x=x_{0}\pm\Delta x$ dengan $x$ adalah nilai pendekatan terhadap nilai benar $x_{0}$ dan $\Delta x$ adalah ketidakpastiannya. B. Ketidakpastian Ada dua jenis ketidakpastian pengukuran, yaitu pengukuran tunggal dan pengukuran berulang. 1. Ketidakpastian pengukuran tungal Pengukuran tunggal merupakan pengukuran yang hanya dilakukan satu kali. Pada pengukuran tunggal, nilai yang dijadikan pengganti nilai benar adalah hasil pengukuran itu sendiri dan ketidakpastiannya diperoleh dari setengah nilai skala terkecil nst instrumen yang digunakan. Misalkan seorang pengamat mengukur panjang pensil menggunakan mistar diperoleh nilai benar sebesar 12 cm. Skala terkecil dari mistar adalah 1 mm atau 0,1 cm maka $\Delta x=\frac{1}{2}\times\mbox{nst}=\frac{1}{2}\times0,1$. Hasil pengukuran tunggal ini dituliskan sebagai $L=12\pm0,05$ cm. 2. Ketidakpastain pengukuran berulang Agar mendapatkan hasil pengukuran yang akurat, harus dilakukan pengukuran secara berulang. Pada pengukuran berulang nilai terbaik untuk menggantikan nilai benar $x_{0}$ adalah nilai rata – rata dari data yang diperoleh $\bar{x}$. Sedangkan untuk nilai ketidakpastiannya $\Delta x$ dapat digantikan oleh nilai simpangan baku nilai rata-rata sampel. Secara matematis dapat ditulis sebagai berikut. $\bar{x}=\frac{x_{1}+x_{2}+x_{3}+…..+x_{n}}{N}=\frac{\sum x_{i}}{N}$ $\Delta x=\frac{1}{N}\sqrt{\frac{N\sum x_{i}^{2}-\sum x_{i}^{2}}{N-1}}$ Keterangan $\bar{x}$ hasil pengukuran yang mendekati nilai benar $\Delta x$ ketidakpastian pengukuran $N$ banyaknya pengukuran yang dilakukan. Ketidakpastian menunjukkan seberapa dekat hasil pengukuran mendekati nilai sebenarnya. Semakin kecil nilainya maka semakin dekat hasil pengukuran dengan nilai sebenarnya. Pada pengukuran tunggal ketidak pastian $\Delta x$ disebut ketidakpastian mutlak. Pada pengukuran berulang dikenal istilah ketidak pastian relatif, yaitu perbandingan ketidakpastian pengukuran berulang dengan nilai rata-rata pengukuran. ketidakpastian relatif $=\frac{\Delta x}{\bar{x}}\times100%$ Nilai ketidakpastian relatif menentukan banyaknya angka yang boleh disertakan pada laporan hasil pengukuran. Aturan banyaknya angka yang dapat dilaporkan dalam pengukuran berulang adalah sebagai berikut. relatif 10 % berhak atas dua angka relatif 1%berhak atas tiga angka relatif 0,1% berhak atas empat angka Perhitungan Ketidakpastian Dalam fisika sering dijumpai perhitungan yang melibatkan beberapa besaran hasil pengukuran yang mengandung nilai ketidak pastian. Hal ini berarti bahwa perhitungan juga melibatkan ketidak pastian. Ada empat aturan dasar dalam perhitungan yang melibatkan teori ketidakpastian fisika. 1. Aturan Penjumlahan dan Pengurangan Jika dua besaran dijumlahkan atau dikurangkan aturannya adalah tambahkan ketidakpastian mutlaknya. Secara matematis dituliskan $\leftx\pm\Delta x\right+\lefty\pm\Delta y\right=x+y\pm\Delta x+\Delta y$ $\leftx\pm\Delta x\right-\lefty\pm\Delta y\right=x-y\pm\Delta x+\Delta y$ Contoh Penjumlahan $6,0\pm0,5\mbox{ m}+3,5\pm0,1\mbox{ m}=\left9,5\pm0,6\right\mbox{m}$ Pengurangan $6,0\pm0,5\mbox{ m}-3,5\pm0,1\mbox{ m}=\left2,5\pm0,6\right\mbox{m}$ 2. Aturan Perkalian dan Pembagian Jika dua besaran terlibat operasi perkalian dan pembagian maka tambahkan ketidak pastian relatifnya. Misal untuk menghitung luas persegi panjang $L=p\times l$ dengan $p=x\pm\Delta x$ dan $l=y\pm\Delta y$. Ketidakpastian luas persegi panjang dituliskan sebagai $\frac{\Delta L}{L}=\frac{\Delta x}{x}+\frac{\Delta y}{y}$ Contoh Ukuran sebuah persegi panjang adalah $2\pm0,1$ cm dan $10\pm0,5$ cm, maka ketidak pastian luasnya adalah $\begin{alignedat}{1}\Delta L & =\left\frac{\Delta x}{x}+\frac{\Delta y}{y}\rightL\\ \Delta L & =\left\frac{0,1}{2}+\frac{0,5}{10}\right\times20\\ \Delta L & =0,1\times20\\ \Delta L & =2 \end{alignedat} $ Jadi luas persegi panjang dapat dituliskan sebagai $L=\left20\pm2\right\mbox{cm}^{2}$ 3. Aturan Pangkat Aturan pangkat sebenarnya sama dengan aturan perkalian, namun karena yang dikalikan adalah bilangan yang sama maka secara sederhana dapat dituliska sebagai berikut. Jika $P=x^{n}$ dengan $x=x_{o}\pm\Delta x$, maka $\frac{\Delta P}{P}=n\frac{\Delta x}{x}$. 4. Aturan Perkalian dengan Konstanta Jika nilai hasil pengukuran yang mengandung ketidak pastian relatif dikalikan dengan sebuah konstanta maka ketidak pastian relatif tidak ikut dikalikan. Tetapi jika hasil pengukurannya mengandung ketidak pastian mutlak maka nilai ketidak pastian harus ikut dikalikan dengan konstanta. Jika $x=x_{o}\pm\frac{\Delta x}{x_{o}}$, maka $kx=kx_{o}\pm\frac{\Delta x}{x_{o}}$ Jika $x=x_{o}\pm\Delta x$, maka $kx=kx_{o}\pm k\Delta x$ Contoh Soal & Pembahasan Pak Arifin mengukur ketebalan uang logam menggunakan mikrometer sekrup dan diperoleh hasil bahwa ketebalan uang logam adalah 1,80 mm. Penulisan hasil pengukuran yang tepat adalah… .Penyelesaian $x_{0}=1,80$ mm dan nilai skala terkecil = 0,01 mm, maka penulisan yang tepat adalah $\begin{alignedat}{1}x & =x_{0}\pm\frac{1}{2}\mbox{ nst}\\ & =1,80\pm0,005\mbox{ mm} \end{alignedat} $ Suatu pengukuran berulang terhadap panjang pensil diperoleh hasil seperti berikut. Laporkan hasil pengukuran berulang tersebut lengkap dengan ketidakpastiannya! Penyelesaian Untuk mempermudah perhitung dapat digunakan tabel seperti berikut. $\bar{x}=\frac{x_{1}+x_{2}+x_{3}+…..+x_{n}}{N}=\frac{\sum x_{i}}{N}=\frac{ cm $\Delta x=\frac{1}{N}\sqrt{\frac{N\sum x_{i}^{2}-\sum x_{i}^{2}}{N-1}}=\frac{1}{6}\sqrt{\frac{5243,16-5241,76}{5}}=0,08$ cm $\mbox{ketidakpastian relatif}=\frac{0,08}{12,1}\times100\%=0,7\%.$ Karena ketidak pastian relatif dekat dengan 1% maka pelaporan hasil pengukuran hanya berhak dengan 3 angka. Jadi penulisan hasil pengukurrannya adalah $x=12,1\pm0,08$ cm. Pengukuran diameter dan tinggi sebuah silinder adalah $\left80,0\pm0,05\right$cm dan $\left25,0\pm0,05\right$cm. Nilai prosentase ketidak pastian volume silinder tersebut adalah…. Penyelesaian Volume silinder adalah $V=\frac{1}{4}\pi d^{2}t$, sehingga prosentase ketidakpastiannya adalah $\begin{alignedat}{1}\%\Delta V & =2\%\Delta d+\%\Delta t\\ & =2\times\frac{0,05}{80,0}\times100\%+\frac{0,05}{25,0}\times100\%\\ & =0,125\%+0,2\%\\ & =0,325\%. \end{alignedat} $
Dalampengukuran tunggal pengganti x 0 adalah nilai hasil pengukuran itu sendiri sedangkan ketidakpastian mutlaknya x skala terkecil instrumen. Contohnya adalah untuk mengukur diameter sebuah lubang atau diameter hasil dari pengeboran dan lain sebagainya. Pembahasan soal jangka sorong un fisika tahun 2017. Rumus contoh soal cara menghitung
Artikel ini membahas tentang bagian-bagian, cara menggunakan, membaca dan menghitung jangka sorong. — Ketika kamu mau mengukur berat badan, yang kamu cari pasti timbangan badan. Untuk mengukur waktu, alat yang kamu butuhin pasti jam. Nah, kalo alat ukur panjang, yang pertama kali di pikiranmu apa? pasti kebanyakan dari kalian jawab mistar atau penggaris kan? Bahkan kalau kamu buka tempat pensil sekarang, mungkin penggaris ada di situ bareng sama alat tulis lainnya. Bentuknya yang simple dan mudah dibawa, nggak salah sih, penggaris jadi alat ukur panjang yang paling eksis sampai sekarang. Eh tapi, kalo kamu mau ukur diameter cincin, emang bisa pake penggaris? Duh, nggak bisa kan. Makanya penggaris cukup terbatas ya, dia umumnya dipakai untuk mengukur benda yang permukaannya berupa bidang datar aja, salah satu contohnya kertas. Padahal, manusia juga butuh alat untuk mengukur panjang benda nggak cuma berbidang datar. Contohnya yang tadi, mengukur diameter luar/dalam suatu benda. Untuk itu, manusia butuh alat ukur panjang yang lebih detail lagi, salah satunya yaitu jangka sorong. Waktu kelas 7 dulu, kamu pernah belajar jenis-jenis alat ukur panjang . Mungkin di antara kamu udah knal sama jangka sorong ini ya. Tapi, yang bakal kita bahas kali ini lebih mendalam dari SMP dulu. Nah, buat kamu yang belum tau bagian-bagian jangka sorong, sampai cara membacanya, tenang aja! Karena itu semua akan diulas secara lengkap di artikel ini. Yuk cek pembahasannya! Pengertian Jangka Sorong Jangka sorong itu alat untuk mengukur panjang, diameter luar maupun diameter dalam suatu benda. Selain itu, bisa juga untuk mengukur kedalaman lubang atau bangun ruang, misalnya tabung. Nah, jangka sorong lebih dipakai untuk mengukur benda yang ukurannya kecil dan nggak bisa diukur pakai penggaris. Jadi bisa dibilang tingkat ketelitian jangka sorong lebih tinggi dari penggaris. Tingkat ketelitian yang dimaksud adalah nilai skala terkecil yang bisa diukur ya! Kalo gitu, berapa sih nilai skala terkecil jangka sorong? Jadi, nilai skala terkecil untuk jangka sorong adalah 0,01 cm atau 0,1 mm, berbeda sama penggaris 0,1 cm atau 1 mm. Hal itulah yang menjadi kelebihan jangka sorong. Selain itu, karena ukurannya yang pas dan mudah dibawa kemana-mana, jangka sorong jadi alat ukur andalan para pekerja di bidang teknik loh! Bagian-Bagian Jangka Sorong Jangka sorong terbagi jadi dua bagian ya, rahang tetap dan rahang geser. Berbeda dari penggaris yang cuma punya satu skala pembacaan, jangka sorong punya dua skala. Skala nya terdiri dari skala utama dan skala vernier atau yang biasa dikenal dengan skala nonius. Skala utama lebih panjang dan letaknya ada di rahang tetap. Kalau skala nonius itu skala pendek yang ada di rahang geser. Keterangan bagian jangka sorong 1. Rahang dalam , terdiri dari rahang geser dan rahang tetap. Fungsinya untuk mengukur bagian dalam seperti diameter lubang atau celah . Seperti gambaran di bawah ini Sumber Upadhyay via Youtube 2. Rahang Luar, terdiri dari dua rahang juga yaitu geser dan tetap. Fungsinya untuk mengukur bagian luar seperti diameter, lebar atau panjang benda. Sumber Upadhyay via Youtube 3. Tangkai ukur kedalaman, fungsinya untuk mengukur kedalaman lubang suatu benda. Sumber Upadhyay via Youtube 4. Skala Utama, fungsinya untuk menyatakan hasil ukuran utama, biasanya dinyatakan dalam satuan cm atau inci. Umumnya panjang skala utama 15 – 17 cm. 5. Skala Nonius, fungsinya untuk menambahkan tingkat akurasi ekstra pada pengukuran. Biasanya dinyatakan dalam satuan mm atau inchi. 6. Baut pengunci, fungsinya untuk menahan rahang pada tempatnya, agar objek bisa ditahan/tidak terlepas dan skala tidak bergeser saat akan mengukur. Setelah kenalan sama semua bagian jangka sorong, aku mau ajak kamu belajar cara untuk menggunakan jangka sorong dan cara membacanya. Sayang banget kan, kalo udah tau bagian-bagiannya tapi nggak ngerti cara pemakaiannya. Yuk langsung aja kita bahas! Cara Menggunakan dan Membaca Jangka Sorong Secara umum cara menggunakan jangka sorong untuk mengukur panjang atau diameter luar suatu benda adalah seperti ini Sumber via Youtube Cek dulu dan pastikan waktu kedua rahang tertutup, skala menunjukkan angka nol. Tujuannya supaya nggak ada kesalahan pengukuran, yang biasa disebut zero error. Kendurkan baut pengunci dan tarik rahang geser ke kanan, sampai benda yang ingin diukur bisa pas ditempatkan diantara 2 rahang tetap dan geser Letakkan benda yang akan diukur di antara kedua rahang, pastikan juga posisinya sudah sesuai ya. Tarik rahang geser ke kiri sampai mengapit benda yang mau diukur, lalu putar baut pengunci sampai terdengar suara “klik”. Baca dan hitung hasil pengukuran yang diperoleh. Nah untuk membaca dan menghitung pengukuran jangka sorong, caranya gampang banget. Kita coba langsung masuk ke contoh soal ya! Segitu dulu ya pembahasan jangka sorong, tapi masih ada alat ukur lainnya yang bisa banget kamu pelajari. Nah, kamu bisa belajar di ruangbelajar ada banyak banget video pembelajaran yang bisa kamu dapetin, ditambah latihan soal yang selalu diupdate. Pokoknya seru banget deh, yuk tunggu apalagi! Selamat belajar. Referensi Nurachmandani, setya. 2009. Fisika 1 Untuk SMA/MA kelas X. Jakarta Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional. Pierre Vernier. [daring], diakses tanggal 27 April 2022.
ISO80369-20 Penyambung Diameter Kecil untuk Cecair dan Gas dalam Aplikasi Penjagaan Kesihatan ; Ujian Standard EN 200 untuk Pili Tunggal dan Gabungan untuk Lekapan Sanitari, Sistem Bekalan Air Jenis 1 dan Jenis 2 EN ISO 9220 Salutan Logam - Ujian untuk Pengukuran Ketebalan Salutan; Tekstil ISO 105-F10 - Ujian untuk Sifat untuk Fabrik
Ketidakpastian Pengukuran dalam Fisika terkait dengan hasil pengukuran, yang mencirikan dispersi dari nilai-nilai yang cukup dapat dikaitkan dengan ukur. ketidakpastian umumnya mencakup banyak komponen yang dapat dievaluasi dari standar deviasi eksperimen berdasarkan pengamatan berulang. Di bawah ini merupakan ulasan tentang ketidakpastian pengukuran dalam fisika semoga bermanfaat! Ketidakpastian Pengukuran dalam Fisika Setiap pengukuran tidak pernah tetap dan mempunyai taksiran nilai. Mengukur adalah membandingkan suatu besaran yang dimiliki suatu alat yang besarannya sejenis dengan cara membaca skala. Tujuan pengukuran adalah menentukan nilai besaran ukur. Hasil pengukuran merupakan nilai taksiran besaran ukur. Karena hanya merupakan taksiran maka setiap hasil pengukuran mempunyai kesalahan. Konsep ketidakpastian uncertainty merupakan bagian penting dari hasil suatu analisis kuantitatif. Tanpa pengetahuan tentang ketidakpastian pengukuran, maka pernyataan suatu hasil pengujian belum dapat dikatakan lengkap. Walaupun konsep ketidakpastian pengukuran telah lama dikenal oleh para ilmuwan, namun petunjuk formal untuk evaluasi ketidakpastian baru diterbitkan pada tahun 1993. Petunjuk tersebut adalah “Guide to the Expression of Uncertainty in Measurement” yang diterbitkan oleh ISO melalui kolaborasi dengan BIPM Bureau International des Poids et Measures ; International Bureau of Weights and Measures, IUPAC International Union of Pure and Applied Chemistry, IUPAP International Union of Pure and Applied Physics, dan OIML Organisation Internationale de Metrologie Legale, International Organization of Legal Metrology. Dokumen ini dikenal dengan ISO-GUM dan berlaku untuk semua area pengujian secara luas. Ketidakpastian memiliki beberapa arti yaitu “ragu-ragu”, “kekurangpercayaan” dan “derajat ketidakyakinan”. Namun, ketidakpastian secara metrologis telah didefinisikan oleh ISO atau VIM, Vocabulaire International de Metrologie sebagai berikut “non-negative parameter characterizing the dispersion of quantity values being attributed to a measurand, based on the information used”. Jadi ketidakpastian merupakan suatu parameter non-negative yang menggambarkan sebaran nilai kuantitatif suatu hasil pengukuran measurand, berdasarkan informasi yang digunakan. Namun bahasan tentang konsep ketidakpastian tidaklah utuh tanpa membahas juga tentang konsep traceability ketertelusuran. Menurut ISO istilah traceability secara metrologis didefinisikan sebagai berikut “property of a measurement results whereby the result can be related to a reference through a documented unbroken chain of calibrations each contributing to the measurement uncertainty” Jadi ketertelusuran merupakan sifat dari pengukuran/pengujian, dimana hasil tersebut dapat dihubungkan ke suatu nilai acuan melalui mata rantai kalibrasi yang tidak terputus yang terdokumentasi, dimana masing-masing mata rantai berkontribusi terhadap ketidakpastian pengukuran/pengujian. Dapat dicermati bahwa definisi ini secara tegas menggambarkan keterkaitan antara ketidakpastian dengan ketertelusuran. Jika ketertelusuran menyatakan keterkaitan hasil terhadap nilai benar berdasarkan suatu acuan, sementara ketidakpastian menggambarkan sebaran nilai kuantitatif dari hasil uji, maka tidaklahkeliru pandangan yang menyatakan bahwa ketidakpastian merupakan suatu rentang dimana nilai benar itu berada, sebagaimana diilustrasikan pada Gambar 1. Gambar 1. Ilustrasi konsep ketidakpastian yang digambarkan merupakan suatu rentang ± U, dan mencakup nilai benar X Jadi kita tidak dapat mengevaluasi nilai ketidakpastian suatu hasil pengukuran/pengujian sebelum aspek ketertelusuran dari pengukuran/pengujian tersebut secara jelas dinyatakan. dengan x adalah nilai pendekatan terhadap nilai benar x0 dan Δx adalah ketidakpastiannya. Jenis Ketidakpastian Ada dua jenis ketidakpastian pengukuran, yaitu pengukuran tunggal dan pengukuran berulang. 1. Ketidakpastian pengukuran tungal Pengukuran tunggal merupakan pengukuran yang hanya dilakukan satu kali. Pada pengukuran tunggal, nilai yang dijadikan pengganti nilai benar adalah hasil pengukuran itu sendiri dan ketidakpastiannya diperoleh dari setengah nilai skala terkecil nst instrumen yang digunakan. Misalkan seorang pengamat mengukur panjang pensil menggunakan mistar diperoleh nilai benar sebesar 12 cm. Skala terkecil dari mistar adalah 1 mm atau 0,1 cm maka Δx=12×nst=12×0,1 . Hasil pengukuran tunggal ini dituliskan sebagai L=12±0,05 cm. 2. Ketidakpastain pengukuran berulang Agar mendapatkan hasil pengukuran yang akurat, harus dilakukan pengukuran secara berulang. Pada pengukuran berulang nilai terbaik untuk menggantikan nilai benar x0 adalah nilai rata – rata dari data yang diperoleh x¯. Sedangkan untuk nilai ketidakpastiannya Δx dapat digantikan oleh nilai simpangan baku nilai rata-rata sampel. Secara matematis dapat ditulis sebagai berikut. x¯=x1+x2+x3+…..+xnN=∑xiN Δx=1NN∑x2i−∑xi2N−1−−−−−−−−−−−√ Keterangan x¯ hasil pengukuran yang mendekati nilai benar Δx ketidakpastian pengukuran N banyaknya pengukuran yang dilakukan. Ketidakpastian menunjukkan seberapa dekat hasil pengukuran mendekati nilai sebenarnya. Semakin kecil nilainya maka semakin dekat hasil pengukuran dengan nilai sebenarnya. Pada pengukuran tunggal ketidak pastian Δx disebut ketidakpastian mutlak. Pada pengukuran berulang dikenal istilah ketidak pastian relatif, yaitu perbandingan ketidakpastian pengukuran berulang dengan nilai rata-rata pengukuran. ketidakpastian relatif =Δxx¯×100 Nilai ketidakpastian relatif menentukan banyaknya angka yang boleh disertakan pada laporan hasil pengukuran. Aturan banyaknya angka yang dapat dilaporkan dalam pengukuran berulang adalah sebagai berikut. relatif 10 % berhak atas dua angka relatif 1%berhak atas tiga angka relatif 0,1% berhak atas empat angka Contoh Soal & Pembahasan Ketidakpastian Pak Arifin mengukur ketebalan uang logam menggunakan mikrometer sekrup dan diperoleh hasil bahwa ketebalan uang logam adalah 1,80 mm. Penulisan hasil pengukuran yang tepat adalah… .Penyelesaian x0=1,80 mm dan nilai skala terkecil = 0,01 mm, maka penulisan yang tepat adalah x=x0±12 nst=1,80±0,005 mm Suatu pengukuran berulang terhadap panjang pensil diperoleh hasil seperti berikut. Laporkan hasil pengukuran berulang tersebut lengkap dengan ketidakpastiannya! Penyelesaian Untuk mempermudah perhitung dapat digunakan tabel seperti berikut. x¯=x1+x2+x3+…..+xnN=∑xiN= cm Δx=1NN∑x2i−∑xi2N−1−−−−−−−−−−−√=165243,16−5241,765−−−−−−−−−−√=0,08 cm ketidakpastian relatif=0,0812,1×100%=0,7%. Karena ketidak pastian relatif dekat dengan 1% maka pelaporan hasil pengukuran hanya berhak dengan 3 angka. Jadi penulisan hasil pengukurrannya adalah x=12,1±0,08 cm. Pengukuran diameter dan tinggi sebuah silinder adalah 80,0±0,05 cm dan 25,0±0,05cm. Nilai prosentase ketidak pastian volume silinder tersebut adalah…. Penyelesaian Volume silinder adalah V=14πd2t, sehingga prosentase ketidakpastiannya adalah %ΔV %ΔV=2%Δd+%Δt=2×0,0580,0×100%+0,0525,0×100%=0,125%+0,2%=0,325%. Penelusuran yang terkait dengan Menghitung Ketidakpastian Pengukuran bagaimana menentukan ketidakpastian ralat pengukuran pengertian pengukuran dan ketidakpastian dalam pengukuran ketidakpastian pengukuran pdf soal dan jawaban pengukuran berulang berikan contoh soal pengukuran berulang dasar pengukuran dan ketidakpastian ebook laporan pengukuran berulang pengertian teori ketidakpastian fisika dasar
Зебυдዡ ዪοзըς β
Իвоνоስխሌ ψቪшሼглоζቆ ለеγ
Տըξифиπωγи инυφ
ሐթፌлепጄжኺб атէዙուрቸ τωцի
Հакաрαтεху ሦ ивоп
Глը язоፍи
Ιшуф свαգоտυщա угሄհа
Աнолотуዩыщ քоዚеፂ
Υтይ фጳкенаցи
Авихևδовዡ ፈ уթըዛጼ
Σαዟ ኘոсуռа
Бу η оպ
Ծожቡ աሽխዢиው μо
Ուкрэպօ η ιኝισጊ
Ктуσ атвεወаве
Дխкαчоկαζо й
PakArifin mengukur ketebalan uang logam menggunakan mikrometer sekrup dan diperoleh hasil bahwa ketebalan uang logam adalah 1,80 mm. Penulisan hasil pengukuran yang tepat adalah.Penyelesaian: $x_{0}=1,80$ mm dan nilai skala terkecil = 0,01 mm, maka penulisan yang tepat adalah $\begin{alignedat}{1}x & =x_{0}\pm\frac{1}{2}\mbox{ nst}\\
Pengukuranterbagi menjadi dua jenis, yaitu pengukuran tunggal dan pengukuran berulang. Pengukuran tunggal merupakan pengukuran yang hanya dilakukan satu kali. (tetap), sehingga hasil pengukurannya cukup akurat. Contoh pengukuran tunggal, misalnya tebal uang logam, maupun diameter dalam tabung. Penemu jangka sorong adalah seorang ahli
Ukuranpartikel dalam larutan memiliki diameter sekitar 0,000000001 m, dan tidak dapat dilihat dengan mikroskop. Beberapa contoh campuran homogen di atas adalah campuran antar zat cair. Adakah campuran antar logam, sehingga terbentuk campuran homogen? Terdapat campuran antara logam dengan logam lain sehingga terbentuk campuran homogen.Dik: SU = 20,1 mm SN = 20,30 mm =SU + (SN x 0,02) = 20,1 + (20,30 x 0,02) = 20,1 + 0,406 =20,506 cm. KESIMPULAN Dari hasil pengamatan yang kami peroleh bahwa jangka sorong di gunakan untuk mengukur panjang benda maksimum 20 cm, keuntungan menggunakan jangka sorong adalah dapat di gunakan untuk mengukur diameter sebuah kelereng, diameter dalam mataharitotal. Pengukuran tunggal untuk besaran panjang masih bisa anda lakukan untuk benda-benda yang panjangnya hampir tidak berubah, misalnya panjang pensil baru.Tetapi untuk mengukur diameter kelereng, pengukuran tunggal tidak teliti. Ini karena mengukur diameter dengan sisi-sisi berbeda biasanya memberikan hasil yang berbeda. Jadi, apabila3gcUz.